Maret 2009 - Raytecho -->
Latest Update
Fetching data...

Minggu, 08 Maret 2009

Sejarah Inovasi Virus

Sejarah Inovasi Virus

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tumbuhan tembakau dan menciptakan daun tumbuhan tersebut mempunyai bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut sanggup menular dikala tumbuhan yang beliau teliti menjadi sakit sehabis disemprot dengan getah tumbuhan yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tumbuhan tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh basil yang lebih kecil dari biasanya dan tidak sanggup dilihat dengan mikroskop.

Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring basil masih sanggup menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky kemudian menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa basil penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih sanggup melewati saringan, atau basil tersebut mengeluarkan toksin yang sanggup menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 sehabis Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa biro nanah di dalam getah yang sudah disaring tersebut sanggup bereproduksi lantaran kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang sehabis beberapa kali ditransfer antartanaman.[1] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.

Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit lisan dan kaki sapi sanggup melewati filter yang tidak sanggup dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya yaitu basil yang sangat kecil.

Pendapat Beijerinck gres terbukti pada tahun 1935, sehabis Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang sekarang dikenal sebagai virus mosaik tembakau.Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.

Read More
Pendahuluan

Pendahuluan

Pendahuluan
Virus merupakan benalu sejati, tidak mempunyai “mesin” biosintetik sendiri. Tubuhnya hanya terdiri dari selubung protein dan isi yang terdiri dari DNA saja atau RNA saja. Ketika virus dikristalkan, virus seakan-akan benda tak hidup. Namun, bila dimasukkan ke dalam lingkungan yang cocok, virus akan hidup kembali. Sebagai benalu sejati, virus menginfeksi tumbuhan, hewan, dan manusia. Penyakit AIDS, cacar, polio, hepatitis, herpes merupakan pola penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang manusia.

Berikut ialah daftar bahan yang tersedia di dalam blog ini:


2. Sejarah Penemuan Virus

3. Ciri-Ciri Virus

4. Struktur Virus

5. Bentuk Virus

6. Replikasi Virus

7. Peranan Virus dalam Kehidupan Manusia

8. Soal-Soal Latihan Virus

9. Peta Konsep Virus


Read More

Struktur Virus

Struktur Tubuh Virus


Virus merupakan organisme subselular yang alasannya ialah ukurannya sangat kecil, hanya sanggup dilihat dengan memakai mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Karena itu pula, virus tidak sanggup disaring dengan penyaring bakteri.

Partikel virus mengandung DNA atau RNA yang sanggup berbentuk untai tunggal atau ganda. Bahan genetik kebanyakan virus binatang dan insan berupa DNA, dan pada virus flora kebanyakan ialah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik tersebut diselubungi lapisan protein yang disebut kapsid. Kapsid sanggup berbentuk bundar (sferik) atau heliks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.

Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat eksklusif dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus menempel pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.

Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat ibarat virus heliks. Struktur ini sanggup bervariasi dari ukuran 20 nanometer sampai 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang diharapkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B mempunyai angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik sanggup diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri eksklusif terlibat dalam penginfeksian sel.

Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam prosedur penginfeksian sel inang.

Jenis-Jenis Struktur Virus

• Virus Berselubung

Virus merupakan organisme subselular yang alasannya ialah ukurannya sangat kecil Struktur Virus

• Virus Kompkeks

Virus merupakan organisme subselular yang alasannya ialah ukurannya sangat kecil Struktur Virus

• Virus Telanjang

Virus merupakan organisme subselular yang alasannya ialah ukurannya sangat kecil Struktur Virus

Perbandingan Ukuran Virus

Virus merupakan organisme subselular yang alasannya ialah ukurannya sangat kecil Struktur Virus

Read More
Ciri-Ciri Virus

Ciri-Ciri Virus

Ciri-Ciri Virus

Virus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel) 

2. Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yaitu berkisar antara 20 mµ - 300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diharapkan mikroskop elektron yang pembesarannya sanggup mencapai 50.000 X. 

3. Virus hanya mempunyai salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA) 

4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk menyerupai kecebong dengan "kepala" oval dan "ekor" silindris. 

5. Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor. 

6. virus mempunyai lapisan protein yang disebut kapsid

7. Virus hanya sanggup berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri, hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.

8. Virus tidak sanggup membelah diri.

9. Virus tidak sanggup diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi sanggup dikristalkan. 

Read More

Reproduksi Virus

Reproduksi Virus

Virus hanya sanggup berkembang biak pada sel atau jaringan hidup. Oleh alasannya yakni itu, virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi. Cara reproduksi virus disebut proliferasi atau replikasi. 

Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan menjadi dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel induk sehabis berhasil melaksanakan reproduksi, sedangkan pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel kuman tetapi virus berintegrasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jikalau kuman membelah atau berkembangbiak virus pun ikut membelah. 

Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada binatang maupun pada tumbuhan seakan-akan dengan yang berlangsung pada bakteriofage, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.

a. Infeksi secara litik/daur litik

    Daur litik melalui fase-fase berikut ini:

1. Fase adsorpsi dan infeksi

Dengan ujung ekornya, fag menempel atau menginfeksi bab tertentu dari dinding sel bakteri, tempat itu disebut tempat reseptor (receptor site : receptor spot). Daerah ini khas bagi fag tertentu, dan fag jenis lain tak sanggup menempel di tempat tersebut. Virus penyerang kuman tidak mempunyai enzim-enzim untuk metabolisme, tetapi rnemiliki enzim lisozim yang berfungsi merusak atau melubangi dinding sel bakteri.

Sesudah dinding sei kuman terhidrolisis (rusak) oleh lisozim, maka seluruh isi fag masuk ke dalam hospes (sel bakteri). Fag kemudian merusak dan mengendalikan DNA bakteri.

2. Fase Replikasi (fase sintesis)

DNA fag mengadakan pembentukan DNA (replikasi) memakai DNA kuman sebagai bahan, serta membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus-ratus molekul DNA gres virus yang lengkap dengan selubungnya.

3. Fase Pembebasan virus fag - fag gres / fase lisis

Sesudah fag gres terbentuk, sel kuman akan pecah (lisis), sehingga keluarlah fag yang baru. Jumlah virus gres ini sanggup mencapai sekitar 200. Pembentukan partikel bakteriofag memerlukan waktu sekitar 20 menit. 

Virus hanya sanggup berkembang biak pada sel atau jaringan hidup Reproduksi Virus 

b. Infeksi secara lisogenik/daur lisogenik

    Daur lisogenik melalui fase-fase berikut ini:

1. Fase adsorpsi dan infeksi

Fag menempel pada tempat yang spesifik. Virus melaksanakan penetrasi pada kuman kemudian mengeluarkan DNAnya ke dalam badan bakteri.

2. Fase penggabungan

DNA virus bersatu dengan DNA kuman membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya acla satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga supaya sebagian gen profag tidak aktif.

3. Fase pembelahan

Bila kuman membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan kuman juga mengandung profag di dalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus-menerus selama sel kuman yang mengandung profag membelah. Makara jelaslah bahwa pada virus tidak terjadi pembelahan sel, tetapi terjadi penyusunan materi virus (fag) gres yang berasal dari materi yang telah ada dalam sel kuman yang diserang.

 Virus hanya sanggup berkembang biak pada sel atau jaringan hidup Reproduksi Virus

Beberapa perbedaan daur litik dan lisogenik:

 Siklus/daur litik

• Waktu relatif singkat 

• Menonaktifkan bakteri 

• Berproduksi dengan bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri

 Siklus/daur lisogenik 

• Waktu relatif lama 

• Mengkominasi materi genetic kuman dengn virus 

• Terikat pada kromosom bakteri


Read More