Agustus 2018 - Raytecho -->
Latest Update
Fetching data...

Kamis, 23 Agustus 2018

Langkah-Langkah Menyusun Soal Hots, Format Kisi-Kisi Soal Hots, Dan Kartu Soal Hots


LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN SOAL HOTS
HOTS atau higher order thinking skill ialah proses berpikir tingkat tinggi. Dalam taksonomi bloom yang direvisi Anderson menduduki level C4, C5 dan C6, analisis, evaluasi. dan kreasi. HOTS ialah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi
Guru dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran yang HOTS sehingga muaranya penerima didik bisa menuntaskan soal HOTS. Soal HOTS harus bisa mengukur transfer  of knowledge, Problem solving dan Critical thinking. Soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang dipakai untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu keterampilan berpikir yang tidak sekadar mengingat (remember), memahami (undestand), atau menerapkan (apply).
Langkah-Langkah Menyusun Soal HOTS
Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk sanggup menentukan sikap yang hendak diukur dan merumuskan bahan yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan sikap yang diharapkan. Selain itu uraian bahan yang akan ditanyakan (yang menuntut pikiran sehat tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh alasannya ialah itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan bahan ajar, keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru dalam menentukan stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi tempat di sekitar satuan pendidikan.Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS.
1. Menganalisis KD yang sanggup dibentuk soal-soal HOTS
Terlebih dahulu guru-guru menentukan KD yang sanggup dibuatkan soal-soal HOTS. Tidak semua KD sanggup dibuatkan model-model soal HOTS. Guru-guru secara berdikari atau melalui lembaga MGMP sanggup melaksanakan analisis terhadap KD yang sanggup dibuatkan soal-soal HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru dalam menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut dibutuhkan untuk memandu guru dalam: (a) menentukan KD yang sanggup dibentuk soal-soal HOTS, (b) menentukan bahan pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual.
Stimulus yang dipakai hendaknya menarik, artinya mendorong penerima didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh penerima didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong penerima didik untuk membaca.Dalam konteks Ujian Sekolah, guru sanggup menentukan stimulus dari lingkungan sekolah atau tempat setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS.Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya.
Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relative sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban.Pedoman penskoran dibentuk untuk bentuk soal uraian.Sedangkan kunci tanggapan dibentuk untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.


TRIK DAN TIPS MENYUSUN SOAL HOTS
1. Gunakan Konteks Dunia Nyata
Contoh soal
Soal A.1 (tidak memakai konteks dunia nyata)
Seorang peneliti tetapkan tingkat signifikansi 0,05. Berapakah nilai uji signifikansi yang sanggup dapat diterima untuk menolak hipotesis penelitian? 
Soal A.2 (menggunakan konteks dunia nyata)
Seorang peneliti membandingkan berat tubuh dua kelompok untuk meneliti efektivitas obat pelangsing. Peneliti tersebut tetapkan taraf signifikansi 0,05. Hasil uji signifikansi memperoleh nilai 0,017. Apakah yang sanggup disimpulkan oleh peneliti tersebut?
Penjelasan: Penyajian Kasus Nyata memungkinkan proses menelaah informasi

2. Berikan Pertanyaan yang terkait analisis visual
Contoh soal
Soal B.1
Apakah tugas burung Elang dalam suatu rantai makanan?
Soal B.2
Cermati gambar berikut!


Seorang ilmuwan berhasil menemukan pestisida ampuh pembasmi ulat sehingga jumlah ulat menurun dengan drastis. Apakah yang akan terjadi kepada Elang?
Penjelasan: Melalui analisa visual denah yang kompleks, maka tingkat berfikir ordenya lebih tinggi
3. Tanyakan alasan dari tanggapan yang diberikan
Abad ke-21 ialah kurun digital dan kurun informasi. Arus informasi yang begitu deras berdampak negatif terhadap disintegrasi bangsa. Misalnya kejadian SARA di suatu sekolah yang belum terverifikasi kebenarannya, diunggah seorang pelajar di media sosial. Berita tersebut akan cepat tersebar ke masyarakat luas sehingga memicu konflik antar kelompok. Oleh alasannya ialah itu, pembatasan penggunaan media umum harus diterapkan kepada semua pelajar.  
Setujukah Kamu dengan pernyataan tersebut? Jelaskan alasanmu!
4. Soal pilihan ganda dan soal objektif DAPAT mengukur HOTS






Sumber
Widana, I Wayan. 2017. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta:  Direktorat Pembinaan Sekolah Menengan Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 
BACA JUGA

1. MENGAPA HOTS? KLIK raytecho.blospot.com/search?q=mengapa-hots

2. MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS KLIK raytecho.blospot.com/search?q=mengapa-hots

3. RPP BERORIENTASI HOTS KLIK raytecho.blospot.com/search?q=mengapa-hots

4. SOAL HOTS PADA UJIAN NASIONAL KLIK raytecho.blospot.com/search?q=mengapa-hots
Unduh 
1. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) KLIK https://drive.google.com/open?id=1Ch-Vb9iyp_BYlJ3lKzQjQrghxnjh9QgF
3. Format Kartu Soal HOTS Pilihan Ganda KLIK https://drive.google.com/open?id=1GahcMLPfRI6enQ3kuSbUBeomyo66Xy9i
5. Format Istrumen Telaah Soal HOTS Pilihan Ganda dan Uraian KLIK https://drive.google.com/open?id=1vbmKCIr1KqRqQvj58PNOJWo08eB8stuq
6. PPT Materi Workshop Penyusunan Soal HOTS KLIK https://drive.google.com/open?id=1w-AIgeAU4YkJWCsg1U6YRJ5HniFT21KC
Read More

Rabu, 22 Agustus 2018

Metabolisme

METABOLISME BAGIAN I
(Metabolisme dan Enzim)


Bagi kau siswa SMA, seharusnya sudah tidak abnormal lagi dengan istilah metabolisme, ya kan? Apa sih yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata Metabolisme? Ya, tentu saja istilah ini merujuk pada reaksi kimia di dalam tubuh. Tapi, apa bergotong-royong metabolisme yang akan kita pelajari di SMA? OK! Untuk mempelajarinya silakan ikuti klarifikasi berikut ini.

Gambar 1. Grafiti Metabolisme

Apa itu metabolisme?
Suatu reaksi kimia yang terjadi di dalam sel yang sebagian atau seluruh prosesnya melibatkan enzim. Sehingga metabolisme itu bisa dikatakan sebagai "reaksi kimia enzimatis di dalam sel".

Apa Saja Reaksi Kimia Yang Dimaksud?
Reaksi kimia yang dimaksud mencakup dua jenis, Anabolisme dan Katabolisme. Wah wah .. Istilah apalagi ya ini? hehe

Anabolisme yakni reaksi penyusunan senyawa kimia yang kompleks dari beberapa molekul atau senyawa yang lebih sederhana, sedangkan Katabolisme yakni reaksi pemecahan senyawa kimia yang kompleks menjadi beberapa molekul atau senyawa yang lebih sederhana. Got it?

Perumpamaannya begini, Anabolisme itu mirip ketika tukang bangunan menciptakan dinding. Untuk menciptakan dinding diharapkan seminimal mungkin yakni kerikil bata dan campuran semen. Batu bata tersebut disusun rapi dan direkatkan dengan campuran semen sehingga jadilah dinding. Nah, kerikil bata dan campuran semen itu contohnya yakni molekul yang sederhana dan dinding yakni molekul kompleks. Katabolisme yakni semisalnya tukang bangunan tadi merubuhkan bangunannya. Mengerti? Belum? Yasudahlah!

Anabolisme disebut juga reaksi endergonik lantaran menyimpan energi di dalam senyawa yang disusunnya, sedangkan Katabolisme disebut juga reaksi eksergonik lantaran melepaskan energi dari senyawa yang dipecahnya.

Apa Saja Contoh Reaksi Kimia Anabolisme dan Katabolisme?
Semua reaksi kimia penyusunan di dalam sel dan melibatkan enzim yakni Anabolisme. Contoh yang paling umum kita pelajari yakni Fotosintesis dan Kemosintesis.
Sedangkan semua reaksi kimia pemecahan di dalam sel dan melibatkan enzim yakni Katabolisme. Contoh yang akan kita pelajari yakni Respirasi Aerob dan Respirasi Anaerob (Fermentasi).

Apa Peran Enzim Dalam Anabolisme dan Katabolisme?
Dalam perumpamaan tukang bangunan yang menciptakan dinding di atas, sulit rasanya jikalau menciptakan dinding tanpa alat. Meski bisa tapi akan sangat usang dan sulit, hasil pun bisa jelek. Dengan alat-alat yang baik dan mutakhir, maka penyelesaian dinding akan lebih efektif dan efisien. Nah, alat-alat bangunan yang dipakai untuk menciptakan dinding menyerupai sebagai enzim dalam reaksi kimia. Sehingga sanggup dikatakan enzim menciptakan reaksi kimia menjadi efektif dan efisien, ringan dan cepat.

Nah, lebih lanjut kau harus mengenali terlebih dahulu "Siapa Enzim Itu?"

Enzim yakni senyawa kimia yang sebagian besar tersusun atas protein, bertindak sebagai biokatalisator (bios --> hidup, katalis --> pemotong) artinya senyawa organik yang mempercepat proses reaksi kimia.

Semua makhluk hidup mempunyai enzim untuk menunjang metabolisme di dalam tubuhnya. Mulai dari Bakteri yang bersel tunggal dan sederhana sampai Manusia yang bersel banyak dan kompleks. Semuanya membutuhkan enzim sebagai biokatalisator. Enzim pada makhluk hidup berbeda bergantung jenis makhluk hidup tersebut. Namun, secara umum enzim sanggup dipelajari sebagaimana pertanyaan di bawah ini:

Seperti Apa Struktur Enzim?

Gambar 2. Struktur Enzim

Perhatikan gambar di atas, mirip itulah ilustrasi enzim. Bagian berwarna biru merupakan struktur protein yang disebut Apoenzim. Spot berwarna merah merupakan struktur nonprotein yang disebut Gugus Prostetik.

Apoenzim + Gugus Prostetik --> Holoenzim (Enzim)

Adanya Apoenzim menimbulkan enzim bersifat mirip protein. Struktur ini membentuk sisi pengikatan aktif, yaitu suatu bab untuk mengikat substrat (substrat = zat yang akan direaksikan, produk = zat hasil reaksi) yang akan dikatalisis. Sisi aktif ini bersifat spesifik pada jenis substrat tertentu saja.

Gugus Prostetik jauh lebih kecil dari Apoenzim. Gugus ini sanggup berupa senyawa organik (Koenzim) atau unsur/molekul anorganik (kofaktor). Lalu apa beda antara keduanya?

Koenzim merupakan senyawa organik yang tidak menempel akrab dengan Apoenzim sehingga suatu waktu sanggup meninggalkan enzim. Koenzim membantu dalam menciptakan sisi aktif enzim. Contoh koenzim yakni NAD, NADP, Koenzim A, dan yang paling kita kenal yakni vitamin.

Kofaktor merupakan unsur anorganik yang berada di sisi aktif enzim, mempunyai ikatan yang kuat dengan Apoenzim. Kofaktor mempunyai fungsi sebagai penyeimbang reaksi, menstabilkan muatan, dan membantu oksidasi. Contoh kofaktor yakni Cu, Fe, Mn, Ca, Co, dll.

Siapa Yang Memproduksi Enzim?

Karena enzim merupakan senyawa protein, maka proses pembuatannya melibatkan sintesis protein. Inti sel dan ribosom mempunyai andil dalam pembentukan protein, pun enzim. Setelah protein enzim terbentuk, tubuh golgi (pada eukariotik) atau vakuola (pada prokariotik) membungkus protein tersebut dan mematangkannya dengan menambahkan identitas tertentu sehingga mempunyai fungsi khusus sebagai enzim.

Apa Fungsi Enzim?

Enzim membantu proses kimia di dalam tubuh berjalan sampai jutaan bahkan miliaran kali lebih cepat (biokatalisator). Kemampuan ini akan menurunkan biaya (energi) dan waktu proses sehingga produk akan dihasilkan secara efisien. Oleh lantaran itu setiap reaksi kimia di dalam tubuh hanya memerlukan sedikit saja enzim untuk mengkatalisnya.

Bagaimana Cara kerja Enzim?

Enzim bekerja mengikuti pola berikut ini:


Enzim akan berikatan dengan substrat membentuk kompleks enzim+substrat kemudian mengubah substrat menjadi produk yang diinginkan tanpa mengacaukan hasil reaksi. Pola ini berlaku untuk seluruh enzim. Lalu bagaimana enzim dan substrat membentuk kompleks enzim+subtrat?

Ada dua teori yang diakui ketika ini, yaitu:

Teori Lock and Key oleh Emil Fischer
Jika menilai dari nama teorinya saja kau niscaya sudah sanggup menebak bagaimana kerja enzim berdasarkan Fischer ini. Kemudian perhatikan gambar di bawah ini semoga makin jelas!

Animasi 1. Mekanisme kerja enzim berdasarkan teori Lock and Key

Sekarang, dapatkah kau menjelaskan maksud teori lock and Key tersebut?
Ya, menurutmu (mungkin) bahwa enzim mempunyai sisi aktif yang rigid (tetap, pasti) sehingga hanya substrat yang mempunyai bentuk sesuai saja yang sanggup membentuk kompleks enzim substrat, persis mirip gembok dan kunci. Bukan begitu? Nice explanation!!

Teori Induced Fit oleh Koshland
Nah mungkin ini tidak bisa ditebak dari nama teorinya. Agar memudahkan penjelasan, silakan lihat gambar animasi di bawah ini:

Animasi 2. Mekanisme kerja enzim berdasarkan teori Induced Fit

Bagaimana? Sudah sanggup maksud teori Induced Fit?
Menurut teori Induced Fit, enzim mempunyai sisi aktif yang toleran (fleksibel) pada banyak sekali bentuk substrat. Sehingga substrat yang sejenis namun berbeda bentuk masih sanggup menciptakan kompleks enzim+substrat. Begitu kira-kira.

Bagaimana Sifat Enzim?

Enzim mempunyai sifat-sifat tertentu yang akan menghipnotis kerjanya dalam reaksi kimia. Berdasarkan uraian di atas, semestinya kau sanggup memperkirakan sifat apa saja yang dimiliki enzim. Yuk coba kita kira-kira!

Berdasarkan strukturnya, enzim tersusun oleh sebagian besar protein, maka enzim bersifat layaknya protein. Enzim akan inaktif pada lingkungan bersuhu terlalu rendah dan akan rusak pada lingkungan bersuhu terlampau tinggi. Normalnya sih toleran pada suhu 22 - 37 dC (derajat Celcius). Kecuali enzim organisme psikrofilik dan termofilik. Kok bisa? Ya terperinci bae lah!

Berikut grafik kerja enzim berdasarkan suhu lingkungannya:

Grafik 1. Kesetimbangan suhu dan kerja enzim

Begitu juga dengan pH, protein mempunyai pH optimal yang netral antara angka 6 - 8. Beberapa enzim mirip pepsin toleran pada pH yang sangat rendah (asam), atau tripsin dan lipase yang optimal pada pH agak tinggi (basa). Sebagian besar enzim akan terdenaturasi oleh pH yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Kecuali enzim organisme asidofilik dan alkalifilik. Gak usah tanya kenapa ya!

Berikut grafik kerja enzim berdasarkan pH lingkungannya:

Grafik 2. Kesetimbangan pH dan kerja enzim

Menurut fungsinya sebagai biokatalisator, maka enzim mempunyai sifat mempercepat reaksi kimia, tanpa mengubah hasil, arah, dan keseimbangan reaksi. Dengan begitu juga enzim bersifat menurunkan energi aktivasi reaksi. Yang pasti, enzim tidak ikut bereaksi sehingga hanya dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit.

Grafik 3. Perbedaan energi aktivasi dengan dan tanpa enzim

Menurut cara kerjanya, maka enzim sanggup dikatakan mempunyai sifat bekerja secara spesifik pada jenis substrat tertentu, sebagian enzim sanggup bekerja dua arah reaksi (ke kiri atau kanan). Wakarimasuka?

Apa Saja Yang Mempengaruhi Kerja Enzim?

Sebenarnya dari uraian di atas, kau seharusnya sudah bisa memperkirakan faktor apa saja yang akan menghipnotis kerja enzim. Gak percaya? Yuk coba!

Menurut strukturnya, maka yang akan menghipnotis kerja enzim yakni perubahan struktur baik pada substrat ataupun pada enzim. Ada banyak hal yang sanggup menimbulkan perubahan bentuk pada substrat dan enzim. Perubahan pada struktur substrat, misal akhir radikal bebas, maka akan menciptakan substrat tidak sanggup berikatan dengan enzim. Lain hal yakni dampak denaturasi enzim oleh suhu dan pH. Denaturasi yakni perubahan struktur protein sehingga menciptakan enzim gagal fungsi. (Silakan lihat kembali grafik 1 dan 2)

Menurut cara kerja enzim membentuk kompleks enzim substrat, maka penghambat pembentukan kompleks tersebut pada sisi aktif enzim akan berdampak pada kerja enzim. Molekul inhibitor yakni yang bertanggung jawab atas hal tersebut. Inhibitor berdasarkan caranya menghipnotis sisi aktif enzim terbagi menjadi 2, yaitu:

Inhibitor Kompetitif
Ini yakni jenis inhibitor yang bersaing dengan substrat untuk merebut posisi pada sisi aktif enzim. Sehingga jikalau inhibitor mendapat daerah pada sisi aktif maka substrat tidak akan sanggup berikatan dengan enzim. Sayangnya inhibitor ini tidak direaksikan sehingga keberadaannya pada sisi aktif cukup stabil. Berikut ilustrasi penghambatan oleh inhibitor kompetitif.

Animasi 3. Pola penghambatan oleh inhibitor kompetitif

Inhibitor Nonkompetitif
Inhibitor ini tidak berebut sisi aktif enzim dengan substrat, melainkan lebih pada "main belakang" atau kita kenal dengan istilah "menyogok". Inhibitor nonkompetitif akan mengikat sisi alosterik enzim (sisi selain sisi aktif), namun dampaknya yakni sisi aktif enzim akan berubah bentuk sehingga substrat tidak sanggup berikatan dengan enzim. Berikut ilustrasi penghambatan oleh inhibitor nonkompetitif.

Animasi 4. Pola penghambatan oleh inhibitor nonkompetitif

Selain hal di atas, faktor lainnya yang menghipnotis kerja enzim yakni jumlah substrat. Sebenarnya jumlah substrat tidak mengganggu kerja enzim, melainkan akan besar lengan berkuasa pada laju reaksi enzimatis. Semakin banyak substrat maka semakin cepat laju reaksinya, tapi ada batas jenuhnya. Ketika jumlah substrat terlampau banyak, maka laju reaksi enzimatis akan menurun. Pada ketika itu sel akan memproduksi enzim lebih banyak untuk meningkatkan laju reaksi. Berikut grafik korelasi konsentrasi substrat dengan laju reaksi enzimatis:

Grafik 4. Hubungan konsentrasi substrat dengan laju reaksi enzimatis

Tidak hanya jumlah substrat, jumlah enzim pun akan menghipnotis laju reaksi. Semakin banyak enzim mengimbangi jumlah substrat maka laju reaksi akan semakin cepat, namun jikalau jumlah enzim melebihi substrat maka laju reaksi cenderung tidak berubah (stack). Berikut grafik korelasi jumlah enzim dengan laju reaksi enzimatis:

Grafik 5. Hubungnan konsentrasi enzim dengan laju reaksi enzimatis


Apa Sajakah Jenis-Jenis Enzim?

Oleh alasannya yakni enzim bersifat spesifik pada jenis substrat tertentu, maka sel akan membutuhkan banyak sekali jenis enzim. Berikut beberapa tipe enzim yang ada di dalam sel:

Tipe-tipe enzim, contoh, dan fungsinya
sumber tabel: milik pribadi

Begitulah tipe-tipe enzim dan beban tugasnya pada tubuh organisme. Masih banyak rujukan lain enzim yang ada pada sel, silakan kau mencari tahu secara mandiri.

Yossha!
Itulah klarifikasi materi Metabolisme Bagian I yang sanggup saya berikan. Semoga bermanfaat dan sanggup membantu rasa ingin tahu kau semuanya.
Insyaallah pembahasan berikutnya mengenai Katabolisme (Respirasi Aerob dan Fermentasi). Sampai Jumpa!!
Read More

Minggu, 12 Agustus 2018

Materi Pembelajaran Teks Dongeng Sejarah Atau Novel Sejarah


MATERI PEMBELAJARAN TEKS CERITA SEJARAH ATAU NOVEL SEJARAH
A. Pengertian Novel Sejarah
Novel sejarah yaitu novel yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan wacana fakta insiden masa kemudian yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau deskriptif, dan disajikan dengan daya khayal pengetahuan yang luas dari pengarang. 
B. Struktur Teks Cerita/Novel Sejarah 
1. Pengenalan situasi kisah (eksposition, orientasi)
Dalam belahan ini, pengarang memperkenalkan latar kisah baik waktu, kawasan maupun peristiwa. Selain itu, orientasi juga sanggup disajikan dengan mengenalkan para tokoh, menata adegan, dan korelasi antartokoh. 
2. Pengungkapan peristiwa
Dalam belahan ini disajikan insiden awal yang menjadikan aneka macam masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya. 
3. Menuju konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan aneka macam situasi yang mengakibatkan bertambahnya kesukaran tokoh
4. Puncak konflik (turning point, komplikasi)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah belahan kisah yang paling besar dan mendebarkan. Pada belahan ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah ia kemudian berhasil menuntaskan masalahnya atau gagal. 
5. Penyelesaian (Evaluasi, resolusi)
Sebagai selesai cerita, pada belahan ini berisi klarifikasi ataupun evaluasi wacana perilaku ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya sehabis mengalami insiden puncak itu. Pada belahan ini pun sering pula dinyatakan wujud selesai dari kondisi ataupun nasib selesai yang dialami tokoh Utama.
6. Koda
Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan eksklusif oleh pengarang atau dengan mewakilkannya pada seorang tokoh. Hanya saja tidak setiap novel mempunyai koda, bahkan novel-novel modern lebih banyak menyerahkan kesimpulan selesai ceritanya itu kepada para pembacanya. Mereka dibiarkan menebak-nebak sendiri penyelesaian ceritanya.

C. Ciri Kebahasaan Novel Sejarah
Beberapa ciri kebahasaan novel sejarah yaitu sebagai berikut
1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau
Contoh: Prajurit-prajurit yang telah diperintahkan membersihkan gedung bekas asrama telah menuntaskan tugasnya.
2. Banyak memakai kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis, temporal), seperti: semenjak dikala itu, sehabis itu, mula-mula, kemudian.
Contoh: Setelah juara gulat itu pergi, Sang Adipati bangun dan berjalan tenang-tenang masuk ke Kadipaten.
3. Banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja material).
Contoh:

a. Di depan Ratu Biksuni Gayatri yang berdiri, Sri Gitarja duduk bersimpuh.
b. Ketika para Ibu Ratu menangis yang menulari siapa pun untuk menangis, Dyah Wiyat sama sekali tidak menitikkan air mata.
4. Banyak memakai kata kerja yang menawarkan kalimat tak eksklusif sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Misalnya, menyampaikan bahwa, menceritakan tentang, menurut, menggungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.
Contoh:

a. Menurut Sang patih, Galeng telah periksa seluruh kamar Syahbandar dan ia telah melihat banyak botol dan benda-benda yang ia tak tahu nama dan gunanya.
b. Riung Samudera menyatakan bahwa ia masih galau dengan semua klarifikasi kendit Galih wacana duduk kasus itu.
5. Banyak memakai kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental). Misalnya, merasakan, mengingikan, mengharapkan, mendambakan, menganggap. 
Contoh:

a. Gajah Mada sependapat dengan Jalan pikiran Senopati Gajah Enggon.
b. Melihat itu, tak seorang pun yang menolak alasannya yaitu semua berpikir Patih Gajah Mada memang bisa dan layak berada di tempat 
6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (‘..”) dan kata kerja yang menawarkan tuturan langsung.
Contoh:

“Mana surat itu?”
“Ampun, Gusti Adipati, Patik takut maka Patik bakar.” 
7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana
Contoh

Dari apa yang terjadi itu terlihat betapa besar wibawa Gajah Mada, bahkan beberapa prajurit harus mengakui wibawa yang dimiliki Gajah Mada jauh lebih besar dari wibawa Jayanegara. Sri Jayanegara masih bisa diajak bercanda, tetapi tidak dengan Patih Gajah Mada, sang pemilik wajah yang amat beku itu.

C. Menyusun Novel Sejarah
Langkah-langkah menyusun novel sejarah yaitu sebagai berikut.
1. Menentukan insiden sejarah yang akan menjadi materi penceritaan
Langkah pertama dalam menyusun novel sejarah seseorang atau diri sendiri yaitu memilih insiden sejarah (peristiwa yang terjadi pada masa lalu) yang akan dikembangkan menjadi novel sejarah. 
Dalam novel sejarah, penulis menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialami para tokohnya dengan memakai latar insiden sejarah. Menulis novel sejarah berarti mengemas fakta sejarah dengan rekaan penulis. Wujudnya sanggup berupa insiden yang berkaitan dengan hidup orang banyak atau hidup seseorang. 
Contoh

Peristiwa Sejarah
Pengembangan Peristiwa
Meletusnya Gunung Kelud tahun 1966
Aku dilahirkan di pengungsian dikala Gunung Kelud meletus tahun 1966. Karena minimnya akomodasi kesehatan di pengungsian, Ibu meninggal dikala melahirkanku.
Kecelakaan kereta api di Bintaro pada 19 Oktober 1987
Dalam kecelakaan kereta api di Bintaro tanggal 19 Oktober 1987, saya masih berusia 8 tahun. Kedua orang tuaku tewas dalam insiden itu. Aku sendiri kehilangan sebelah kakiku yang tertindih pintu kereta api.

 2. Menyusun kerangka atau citra singkat kisah sejarah yang akan ditulis
Dasar penyusunan kerangka novel sejarah sanggup berupa perjalanan waktu (misalnya. masa kecil, masa remaja, masa sekolah, masa kuliah, masa dewasa); latar kawasan (di desa, di sekolah, di kota, di luar negeri).
Kerangka karangan sanggup berisi tokoh, waktu dan kawasan kejadian, , ilustrasi visual setiap tokoh, apa yang dipermasalahkan, dan sebagainya. 
3. Mengumpulkan bahan-bahan cerita
Pada tahap ini penulis mengumpulkan rangkaian insiden dari aneka macam acuan dan sumber (orang, buku, dan sebagainya).
4. Mengembangkan kerangka atau draf awal menjadi novel atau teks kisah sejarah
Pada tahap ini, penulis merangkai kisah berdasarkan daya khayal atau imajinasi. Sudut pandang yang paling gampang yaitu sudut pandang orang pertama “ aku”.
Penceritaan teks novel atau kisah sejarah mengikuti gaya teks rekon imajinatif yang didalamnya ada orientasi, pengungkapan peristiwa, kisah mulai memuncak, puncak permasalahan, resolusi, dan koda.
 

Rujukan


Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.
Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi  Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi  Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

BACA JUGA
          MATERI PEMBELAJARAN SURAT LAMARAN PEKERJAAN KLIK raytecho.blospot.com/search?q=materi-pembelajaran-surat-lamaran

POSTINGAN TERBARU PERSIAPAN UN 2018/2019
PEMBAHASAN SOAL UN 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMA/MA 
2. Nomor 2: Pendeskripsian Watak Tokoh Klik  raytecho.blospot.com/search?q=materi-pembelajaran-surat-lamaran

3. Nomor 3: Latar Suasana Cerita Klik raytecho.blospot.com/search?q=materi-pembelajaran-surat-lamaran 

Read More