Otot merupakan alat gerak aktif, beliau melaksanakan gerakan secara berdikari dan menggerakkan organ tempat beliau berada. Otot rangka merupakan otot terbesar pada badan kita, menggerakkan rangka sehingga badan kita sanggup bergerak. Fungsi otot didukung oleh ketiga sifatnya, yaitu:
Lalu bagaimana dengan prosedur kontraksi otot?
Kontraksi Otot terjadi alasannya yaitu ada stimulus baik dari dalam maupun dari luar. Stimulus di hantarkan melalui sel saraf ke sentra kontrol di otak atau sumsum tulang belakang. Jika stimulus tersebut menimbulkan potensial aksi, maka respon muskular (otot) sanggup terjadi, berupa kontraksi otot. Proses kontraksi otot yaitu sebagai berikut:
Begitulah proses terjadinya kontraksi otot. Sebuah proses yang terasa sangat cepat namun ternyata begitu kompleks dan rumit. Kamu bisa bayangkan jikalau kau bicara setiap saat, berapa energi telah terpakai dan seberapa lelah saraf dan ototmu sebenarnya. Akhirnya, energi dan saraf untuk mencar ilmu jadi lemah. Oleh alasannya yaitu itu kurangilah berbicara, dan banyaklah belajar. Semoga bermanfaat.
- Kontraktibilitas, sifat bisa memendek dari ukuran normalnya
- Ekstensibilitas, sifat bisa memanjang dari ukuran normalnya
- Elastisitas, sifat bisa ke kondisi awal sesudah memendek atau memanjang
Kemampuan otot mirip ini tidak lepas dari pemberian strukturnya yang memadai. Otot rangka mempunyai struktur berserabut mirip jaringan kabel listrik. Bentuk terbesarnya dikenal dengan otot atau daging. Massanya merupakan kumpulan dari berkas-berkas otot, dan berkas otot itu merupakan susunan dari serat otot tunggal yang tebal. Serat otot tunggal tersebut tersusun atas banyak miofibril. Nah, di dalam miofibril terdapat unit fungsional otot yang disebut sarkomer. Lihat gambar 1.
Gambar 1. Struktur Otot Rangka |
Sarkomer merupakan modifikasi organel pada sel-sel otot. Terdiri atas protein khusus yang disebut Miofilamen. Miofilamen tebal merupakan Miosin, dan Miofilamen tipis merupakan Aktin. Proses pergerakan yang dilakukan oleh otot bergantung pada fungsi dari kedua Miofilamen ini. Struktut sarkomer berubah seiring kontraksi dan selainnya. perubahan tersebut sanggup dipahami dengan gambar 2.
Gambar 2. Perubahan Struktur Sarkomer |
Jika kita amati, maka beberapa kawasan yang ditandai pada Sarkomer mengalami perubahan ukuran atau posisi. Pada kondisi Ekstensi (memanjang), Garis Z saling menjauh, Pita I dan Zona H bertambah lebar, serta kompleks Akto-miosin berkurang. Hal sebaliknya terjadi ketika kontraksi. Dapatkah kau ambil kesimpulannya?
Lalu bagaimana dengan prosedur kontraksi otot?
Kontraksi Otot terjadi alasannya yaitu ada stimulus baik dari dalam maupun dari luar. Stimulus di hantarkan melalui sel saraf ke sentra kontrol di otak atau sumsum tulang belakang. Jika stimulus tersebut menimbulkan potensial aksi, maka respon muskular (otot) sanggup terjadi, berupa kontraksi otot. Proses kontraksi otot yaitu sebagai berikut:
- Penghantaran perintah dari otak. Rangsang dari otak yang dibawa sel motorik meningkatkan permeabilitas membran sel otot, sehingga ion Na masuk ke dalam sel otot.
- Masuknya ion Na memicu pengeluaran ion Ca dari Retikulum Sarkoplasma ke kompleks sarkomer. Lihat Gambar 3.
Gambar 3. Persinyalan Kontraksi Otot - Ion Ca berikatan dengan kompleks troponin pada aktin, sehingga tropomiosin bergeser sehingga sisi pengikatan miosin terbuka. Daya ikatan miosin-aktin meningkat. Lihat Gambar 4.
Gambar 4. Pembukaan Sisi Pengikatan Miosin oleh ion Ca - Kepala miosin menghidrolisis ATP menjadi ADP+Pi yang masih terikat dengan kepala miosin, membentuk kompleks ADP+Pi-miosin yang berkonfigurasi energi tinggi.
- Kepala miosin berikatan dengan aktin, membentuk kompleks ADP+Pi-aktin-miosin. Lalu Pi dilepaskan dari miosin, menimbulkan cetusan kekuatan, hampir bersamaan dengan itu, ADP juga dilepaskan.
- Cetusan kekuatan itu menciptakan miosin menarik aktin ke sentra sarkomer, sampai ke keadaan kembali berenergi rendah. Dalam gerakan ini, serabut otot akan memendek, menunjukan kontraksi. Keadaan ini terus berlangsung selama rangsangan dari otak ada.
- Jika rangasangan berhenti, maka kadar ion Ca berkurang, akibatnya, daya ikatan miosin menurun dan sisi pengikatannya berkurang. Hal ini mengawali relaksasi otot.
- Suatu molekul ATP lain berikatan dengan miosin, dan aktin melepaskan ikatannya dengan miosin. Relaksasi terjadi.
- Jika tidak ada stimulus kedua sampai timbul respon otot, maka otot akan kembali ke keadaan semula. Lalu siklus berulang dengan adanya stimulus (potensial aksi). Lihat gambar 5.
Gambar 5. Siklus Kontraksi Otot |
Begitulah proses terjadinya kontraksi otot. Sebuah proses yang terasa sangat cepat namun ternyata begitu kompleks dan rumit. Kamu bisa bayangkan jikalau kau bicara setiap saat, berapa energi telah terpakai dan seberapa lelah saraf dan ototmu sebenarnya. Akhirnya, energi dan saraf untuk mencar ilmu jadi lemah. Oleh alasannya yaitu itu kurangilah berbicara, dan banyaklah belajar. Semoga bermanfaat.