MAKALAH
BIOLOGI
“Tumbuhan Lumut (Bryophyta)”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK ....
1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
GURU PEMBINA: ..................................
SMA ................................................
TAHUN AJARAN 20.... - 20....
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami sanggup menuntaskan makalah Biologi ini dengan sebuah pembahasan perihal “Tumbuhan Lumut (Bryophyta)”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan pemberian dari banyak sekali pihak sehingga sanggup memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami memberikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Serta ucapan terima kasih kepada guru pembimbing pelajaran Biologi yang terhormat Ibu Seri Haryati, S.Pd. dimana atas bimbingan dia kami sanggup menuntaskan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh lantaran itu dengan tangan terbuka kami mendapatkan segala saran dan kritik dari pembaca biar kami sanggup memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini sanggup menawarkan manfaat serta acuan pembelajaran maupun inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Palembang, Februari 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN ……..………………………………………… 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 1
C. Tujuan ..................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................... 2
A. Pengertian Tumbuhan Lumut (Bryophyta) .......................... 2
B. Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Secara Umum ... 2
C. Struktur Tubuh Tumbuhan Lumut (Bryophyta) ................. 4
D. Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta) .......................... 5
a. Musci (Lumut Daun) ....................................................... 5
b. Hepaticae (Lumut Hati) ................................................. 6
c. Anthocerotaceae (Lumut Tanduk) ................................ 7
E. Daur Hidup Tumbuhan Lumut (Bryophyta) ...................... 8
F. Reproduksi Tumbuhan Lumut (Bryophta) ......................... 9
G. Siklus Metagenesis Tumbuhan Lumut (Bryophta) ............ 10
H. Manfaat Tumbuhan Lumut (Bryophyta) ............................ 11
BAB III : PENUTUP …..…………..........................…………………….. 12
A. Kesimpulan ............................................................................ 12
B. Saran ...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...….………….....................................................…. 13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Tubuh Tumbuhan Lumut (Bryophyta) .................. 4
Gambar 2 Lumut Daun (Musci) .............................................................. 5
Gambar 3 Lumut Hati (Hepaticae) ......................................................... 6
Gambar 4 Lumut Tanduk (Anthocerotaceae) ........................................ 7
Gambar 5 Siklus Hidup Tumbuhan Lumut (Bryophyta) ....................... 8
Gambar 6 Siklus Metagenesis Tumbuhan Lumut (Bryophyta) ............. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lumut yaitu flora kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan, bebatuan atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat disetiap penggalan tumbuhnya. Sebagian orang mungkin menganggap flora lumut sebagai flora penggangu yang tidak berkhasiat mengingat tumbuhnya sering di tempat-tempat yang tidak layak. Padahal sadar atau tidak ternyata manfaat flora lumut cukup banyak baik bagi flora lain, lingkungan di sekitarnya, bahkan untuk insan khususnya untuk pengobatan.
Biasanya flora lumut ini tumbuh lebih dulu di suatu tempat sebelum flora lain bisa tumbuh di area tersebut, itu sebabnya lumut disebut flora pelopor. Lumut yang berukuran kecil ini hidup dengan membentuk koloni dan sanggup menjangkau area yang cukup luas. Manfaat flora lumut yang sudah mati yaitu sebagai unsur hara dan pupuk bagi flora lain disekitarnya termasuk untuk lumut yang masih hidup.
Banyak sekali jenis flora lumut di dunia, terdapat sekitar 4.000 spesies flora lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Dalam ekosistem flora lumut berperan sebagai penyimpan air, dan sebagai penyerap polutan. Disamping itu flora lumut sanggup hidup di wilayah-wilayah dimana flora lain tidak tumbuh.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang persoalan di atas maka rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Tumbuhan Lumut (Bryophyta)?
2. Apa Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)?
3. Bagaimana Daur hidup Tumbuhan Lumut (Bryophyta)?
4. Apa saja Manfaat Tumbuhan Lumut (Bryophyta)?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Tumbuhan Lumut (Bryophyta).
2. Untuk mengetahui Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta).
3. Untuk mengetahui daur hidup dari Tumbuhan Lumut (Bryophyta).
4. Untuk mengetahui Manfaat dari Tumbuhan Lumut (Bryophyta).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Lumut merupakan kelompok flora yang telah mengikuti keadaan dengan lingkungan darat. Kelompok flora ini penyebarannya memakai spora dan telah mendiami bumi sejak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu. Pada masa kini ini Bryophyta sanggup ditemukan disemua habitat kecuali di maritim (Gradstein,2003).
Dalam skala evolusi lumut berada diantara ganggang hijau dan flora berpembuluh (tumbuhan paku dan flora berbiji). Persamaan antara ketiga flora tersebut yaitu ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa klorofil A dan B, dan pati sebagai cadangan masakan utama (Hasan dan Ariyanti, 2004).
Perbedaan fundamental antara ganggang dengan lumut dan flora berpembuluh telah mengikuti keadaan dengan lingkungan darat yang kering dengan mempunyai organ reproduksi (gametangium dan sporangium), selalu terdiri dari banyak sel (multiselluler) dan dilindungi oleh lapisan sel-sel mandul, zigotnya menjelma embrio dan tetap tinggal di dalam gametangium betina. Oleh lantaran itu lumut dan flora berpembuluh pada umumnya merupakan flora darat tidak menyerupai ganggang yang kebanyakan aquatik (Tjitrosoepomo, 1989).
Lumut sanggup dibedakan dari flora berpembuluh terutama lantaran lumut (kecuali Polytrichales) tidak mempunyai sistem pengangkut air dan makanan. Selain itu lumut tidak mempunyai akar sejati, lumut menempel pada substrat dengan memakai rhizoid. Siklus hidup lumut dan flora berpembuluh juga berbeda (Hasan dan Ariyanti, 2004).
Pada flora berpembuluh, flora bekerjsama di alam merupakan generasi aseksual (sporofit), sedangkan generasi gametofitnya sangat tereduksi. Sebaliknya pada lumut, flora bekerjsama merupakan generasi seksual (gametofit). Sporofit lumut sangat tereduksi dan selama perkembangannya menempel dan tergantung pada gametofit (Polunin, 1990).
B. Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Secara Umum
- Dapat berfotosintesis, merupakan flora yang eukariotik dan multiseluler
- Tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati (talu)
- Struktur tubuhnya masih sederhana sehingga tidak mempunyai berkas pembuluh angkut (xylem dan floem)
- Lumut umumnya merupakan flora kecil, biasanya hanya beberapa mm hingga beberapa cm saja.
- Ukuran tinggi badan ± 20 cm.
- Mengalami pergiliran keturunan dari gametofit ke sporofit yang disebut metagenesis
- Reproduksi secara seksual dan aseksual (spora)
- Habitatnya di banyak sekali tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit (organism yang hidup menempel pada flora lain). bila pada hutan banyak pohon epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.
- Tumbuhan lumut berwarna hijau lantaran mempunyai plastida yang menghasilkan klorofil a dan b sehingga lumut bersifat autotrof. Tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara flora bertalus (talofita) dengan flora berkormus (kormofita). Karena flora lumut belum mempunyai akar sejati.
- Lumut menempel dengan perantaraan rhizoid (akar semu). Rizoid berbentuk menyerupai benang /rambut untuk menempel pada tempat tumbuhnya dan menyerap air dan garam-garam mineral.
- Dinding sel lumut terdiri dari selulosa
- Spora lumut tumbuh dan menjelma protonema (filament yang berwarna hijau)
- Kromosom flora lumut bersifat haploid.
- Batang dan daun tegak pada lumut mempunyai susunan yang berbeda.
- Lapisan lumut yang tebal dipermukaan batang sanggup membantu menangkap dan menyimpan air serta menjaga kelembaban hutan.
C. Struktur Tubuh Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Gambar 1. Struktur Tubuh Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Bryophyta mempunyai struktur badan sebagai berikut:
- Sel – sel penyusun tubuhnya telah mempunyai dinding sel yang terdiri dari selulosa.
- Pada semua flora yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan gametangiumnya (anteredium maupun arkegonium) terutama susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada flora paku (pteridophyta).
- Batang dan daun pada flora lumut yang tegak mempunyai susunan yang berbeda-beda, bila batangnya dilihat secara melintang tampak bagian-bagian sebagai berikut: a) Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang membentuk rizoid – rizoid epidermis. b) Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks. c) Silinder sentra terdiri dari sel-sel parenkimatik yang memanjang dan berkhasiat untuk mengangkut air dan garam-garam mineral (makanan). Kaprikornus pada flora lumut belum terdapat floem maupun xylem.
- Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel–sel daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun menyerupai jala.
- Pada flora lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
- Rizoid tampak menyerupai rambut / benang-benang , berfungsi sebagai akar untuk menempel pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral (makanan).
- Struktur sporofit (sporogonium) badan lumut terdiri atas:
Vaginula | Kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium. |
Seta atau Tangki | Tangkai pada flora lumut |
Apofisis | Ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora |
Kaliptra atau Tudung | Berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora. |
Kolumela | Jaringan yang tidak ikut mengambil penggalan dalam pembentukan spor |
D. Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Divisio flora lumut dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
a. Musci (Lumut Daun)
Gambar 2. Lumut Daun (Musci)
Disebut lumut daun lantaran pada jenis lumut ini telah ditemukan daun meskipun ukurannya masih kecil. Lumut daun merupakan jenis lumut yang banyak dijumpai sehingga paling banyak dikenal. Contoh-contoh spesiesnya yaitu Polytrichum juniperinum, Furaria, Pogonatum cirratum, dan Sphagnum.
Ciri-ciri Lumut Daun yaitu sebagai beikut:
- Memiliki struktur badan yang menyerupai batang, daun dan akar (Rhizoid) tapi tak mempunyai sel/jaringan menyerupai pada flora tingkat tinggi.
- Spora terdiri dari dua lapisan yaitu endospore dan eksospora.
- Kumpulannya membentuk hamparan hijau yang luasdan mempunyai sifat menyerupai karet busa sehingga bisa menyerap dan menahan air.
- Mudah ditemukan (permukaan tanah, batu-batuan, kulit pohon dan ditembok).
- Gametofitnya terbagi menjadi dua tingkatan yaitu protonema (bertalus, berbentuk benang) dan gametofora (berupa flora lumut).
b. Hepaticae (Lumut Hati)
Gambar 3. Lumut Hati (Hepaticae)
Lumut hati atau Hepaticae sanggup bereproduksi secara seksual dengan peleburan gamet jantan dan betina, secara aseksual dengan pembentukan gemmae. Lumut hati tubunya terbagi menjadi dua lobus, sehingga tampak menyerupai lobus pada hati. lumut hati meliputi sekitar 6.500 spesies. Bentuk gametofit pada lumut tersusun dari struktur yang membentuk hati pipih yang disebut dengan talus yang tidak terdiferensiasi menjadi akar, batang dan daun. Dalam sporangium flora lumut hati terdapat elatera (sel yang berbentuk gulungan) yang akan terlepas ketika kapsul terbuka dan membantu memancarkan spora. Contohnya yaitu Marchantia polymorpha.
Morfologi bervariasi. Ada 2 tipe lumut hati yaitu lumut hati bertalus (thallose liverwort) dan lumut hati berdaun (leafy liverwort). Lumut hati menempel pada substrat dengan rhizoid uniselluler (Hasan dan Ariyanti, 2004). Pada kebanyakan lumut thalloid selain rhizoid juga dijumpai sisik-sisik. Sporofit pada kelompok lumut ini hidupnya hanya sebentar, lunak dan tidak berklorofil. Spora yang telah masak dikeluarkan dari kapsul dengan cara kapsul pecah menjadi 4 penggalan memanjang atau lebih (Gradstein, 2003).
Ciri-ciri lumut hati yaitu sebagai berikut:
- Tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid.
- Gametofit berbentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk menyerupai payung.
- Tidak mempunyai jaringan meristematic sehingga sporofitnya terbatas.
- Berkembang secara generative dengan oogami, dan secara vegetative dengan fragmentasi,tunas dan kuncup eram (gemma atau struktur menyerupai mangkok dipermukaan gametofit).
- Lumut hati sering ditemui ditanah yang lembab, menyerupai hutan hujan tropis.
c. Anthocerotaceae (Lumut Tanduk)
Gambar 4. Lumut Tanduk (Anthocerotaceae)
Disebut sebagai lumut tanduk lantaran morfologi sporofitnya menyerupai mirip tanduk hewan. Masing-masing mempunyai kloroplas tunggal berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan flora lumut. Contohnya yaitu Anthoceros leavis.
Ciri-ciri lumut Tanduk adalah:
- Tubuhnya menyerupai lumut hati namun sporofitnya membentuk kapsul yang memanjang (seperti tanduk).
- Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi berlekuk.
- Rhizoid berada pada penggalan ventral
- Berhabitat didaerah yang mempunyai kelembaban yang tinggi.
E. Daur Hidup Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Gambar 5. Siklus Hidup Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Lumut mengalami siklus hidup diplobiontik dengan pergantian generasi heteromorfik. Kelompok flora ini memperlihatkan pergiliran generasi gametofit dan sporofit yang secara morfologi berbeda. Generasi yang mayoritas yaitu gametofit, sementara sporofitnya secara permanen menempel dan tergantung pada gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya menerima masakan dari gametofit menyerupai pada Gambar
Pada siklus hidup flora lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya. Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bundar atau menyerupai gada, sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk menyerupai botol dengan penggalan lebar disebut perut dan penggalan yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina sanggup dihasilkan pada tumbuhan yang sama (monoceous) atau pada tumbuhan berbeda (dioceous). Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit.
Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit remaja yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di penggalan ujungnya. Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap.
F. Reproduksi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang di bentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet, baik gamet jantan maupun betina yang dibuat dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut:
- Arkegonium yaitu gametangium betina yang bentuknya menyerupai botol dengan penggalan lebar yang disebut perut, penggalan yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang tersusun atas selapis sel. Diatas perut terdapat akses leher dan satu sel induk yang besar, sel ini akan megalami pembelahan dan menghasilkan sel telur.
- Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid. Sel induk ini membelah secara miosis dan menghasilkan spermatozoid yang bentuknya menyerupai spiral pendek, sebagian besar terdiri dari inti dan penggalan depannya terdapat dua bulu cambuk.
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Jika anteredium dan arkegium terdapat dalam satu individu mata flora lumut tersebut berumah satu (monoesis). Sedangkan bila dalam individu hanya terdapat anteredium atau arkrgonium saja maka flora tersebut berumah dua (diesis).
Pada siklus hidup flora lumut, sprofit menghasilkan spora yang akan berkecambah menjadi protomena. Selanjutnya dari protomena akan muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) yang menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya. Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bundar atau menyerupai gada, sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk menyerupai botol dengan penggalan lebar disebut perut dan penggalan yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina sanggup dihasilkan pada tumbuhan yang sama (monoceous) atau pada tumbuhan berbeda (dioceous).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit remaja yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di penggalan ujungnya. Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap.
G. Siklus Metagenesis Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Spora yang jatuh ditempat lembab akan tumbuh menjadi protonema. Protonema kemudian tumbuh menjadi flora lumut. Tumbuhan lumut menghasilkan anteredium dan arkegonium. Anteredium menghasilkan spermatozoid (sel kelamin jantan), sedangkan arkegonium menghasilkan ovum (sel kelamin betina),. Spermatozoid kemudian membuahi sel telur dan menghasilkan zigot. Zigot hasil pembuahan akan tumbuh menjadi sporangium. Sporangium menghasilkan spora. Spora terkumpul pada kotak spora (sporangium). Apabila kotak spora pecah, maka spora akan bertebaran. Jika spora jatuh pada tempat yang lembab maka akan terjadi siklus berikut:
Siklus Metagenesis Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Gambar 6. Siklus Metagenesis Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
H. Manfaat Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Tumbuhan lumut jenis tertentu sanggup dimanfaatkan untuk dekorasi ruangan (ornamen tata ruang). jenis lumut lainnya sanggup dijadikan materi obat, sedangkan manfaat flora lumut yang hidup di hutan sanggup menyerap air di ekspresi dominan kemarau dan membantu menahan pengikisan sehingga sanggup mencegah banjir. Selain manfaat tadi, flora lumut juga sanggup dijadikan indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di negera China, terbukti lebih dari 40 jenis lumut telah dipakai masyarakat China sebagai materi obat-obatan menyerupai untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh basil dan jamur.
Berikut adalah beberapa manfaat flora lumut bagi manusia:
- Dapat dijadikan tumbuhan pengganti ijuk.
- Dapat mencegah terjadinya pengikisan dan banjir.
- Menyediakan cadangan air lantaran sanggup meyerap air di ekspresi dominan kemarau.
- Lumut jenis tertentu sanggup dijadikan sebagai obat menyerupai obat hati, penyakit mata, dan kulit.
- Dapat dijadikan antibakteri, antikanker, dan antiseptik.
- Dapat membantu menghilangkan racun akhir gigitan ular.
- Dapat dijadikan sebagai obat luka bakar.
- Sebagai obat untuk merangsang pertumbuhan rambut.
Sebagai flora tingkat rendah, lumut mempunyai fungsi yang tidak kalah penting dibanding flora lain. Beberapa jenis Bryophyta selain berfungsi sebagai flora perintis, juga bermanfaat untuk pengobatan dan bernilai estetis sebagai tumbuhan hias. Beberapa jenis lumut mempunyai manfaat dalam dunia kesehatan. Untuk mengenal manfaat flora lumut lebih jauh sanggup dilihat dari potensi yang dikandungnya, diantaranya ekstrak lumut sanggup dipakai sebagai antikanker, antibakteri, antifungi, antifidan(tidak dimakan oleh serangga), mengobati darah tinggi, epilepsi, sebagai antiseptik, penyakit kulit, mengobati luka bakar, luka sayatan, mengobati penyakit jantung, menumbuhkan rambut, menghilangkan racun akhir gigitan ular, sebagai pendegradasi logam berat yang banyak terkandung dalam tanah pertanian. Tumbuhan lumut yang sudah dikenal keuntungannya sebagai obat-obatan terbagi atas dua golongan yaitu lumut hati dan lumut daun. Beberapa flora lumut tersebut antara lain:
- Marchantia polymorpha dikenal juga dengan lumut hati, jenis tersebut sanggup dipakai sebagai obat hepatitis, menghilangkan racun akhir gigitan ular.
- Conocephalum conicum, juga termasuk lumut hati, berfungsi sebagai antibakteri, antifungi, mengobati luka bakar dan luka luar.
- Frullania tamarisci, merupakan lumut hati yang sanggup dipakai sebagai obat antiseptik.
- Fissidens japonicum, merupakan lumut daun, sanggup dipakai untuk membantu pertumbuhan rambut.
- Rhodobryum giganteum, merupakan jenis lumut daun yang sanggup mengobati tekanan darah tinggi dan sebagai sedatif atau obat bius.
- Cratoneuron filicinum, termasuk lumut daun yang mengandung senyawa untuk mengobati penyakit jantung.
- Haplocladium catillatum, merupakan lumut daun, yang berkhasiat untuk mengobati mengobati pneumonia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
- Lumut yaitu flora kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan, bebatuan atau di atas tanah.
- Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat disetiap penggalan tumbuhnya. Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab. Ukuran tinggi badan ± 20 cm. Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas menyerupai jala, kecuali pada ibu tulang daunnya dan sebagainya.
- Klasifikasi Bryophyta (lumut) antara lain Lumut daun / Musci, Lumut tanduk (Anthocerotaceae) dan Lumut hati (Hepaticeae).
- Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet -gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibuat dalam gametofit.
- Pada siklus hidup flora lumut, dimulai dari sporofit menghasilkan spora – protonema – gametofit. Gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit remaja yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium).
B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa khususnya farmasi sangat penting untuk mempelajari lumut mengingat keanekaragaman flora lumut yang terdapat di Indonesia mempunyai potensi sebagai obat-obatan lantaran kandungan zat aktifnya. Hal tersebut juga sanggup membuka peluang ekonomi yang besar bagi industri obat-obatan yang membutuhkan materi baku alami sebagai materi dasar untuk pembuatan obat-obatan dan keanekaragaman flora lumut itu sendiri sanggup dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
https://raytecho.blogspot.com//search?q=klasifikasi-tumbuhan-lumut
https://raytecho.blogspot.com//search?q=klasifikasi-tumbuhan-lumut.blogspot.com/2012/04/2.html#.VCIZWZSSzp4
https://raytecho.blogspot.com//search?q=klasifikasi-tumbuhan-lumut
https://raytecho.blogspot.com//search?q=klasifikasi-tumbuhan-lumut
https://raytecho.blogspot.com//search?q=klasifikasi-tumbuhan-lumut






