Hadats - Raytecho -->
Latest Update
Fetching data...
Wednesday, 14 May

Minggu, 13 Oktober 2019

Hadats

Majelis Ilmu Fiqih Bersama
Ustadz Ahmad Syaripudin, S.Th.I

Kitab/Ilmu Fiqih
Bab 9 : Hadats
 menurut bahasa ialah sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang berlaku atau insiden Hadats

Hadats menurut bahasa ialah sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang berlaku atau peristiwa.
Hadats menurut istilah ialah sesuatu yang menghalangi shahnya sholat dan wudhu.
Hadats (Syar’i) ialah kejadian-kejadian tertentu dari seseorang yang menghalangi shahnya ibadah yang dikerjakan. Jika kita mengerjakan sholat dalam keadaan berhadats maka sholat kita tidak shah berdasarkan aturan syariat islam.

Macam-Macam Hadats
(1)   Hadats Kecil
adalah sesuatu yang membatalkan wudhu atau suatu keadaan yang terjadi pada insan lantaran batalnya wudhu yang menjadikan ia terhalangi untuk melaksanakan amalan-amalan yang pelaksanaannya disyarati dengan wudhu. Cara membersihkan/mensucikan hadats kecil tersebut dengan cara berwudhu atau bertayamum.
Contohnya:
Ø  Sesuatu yang keluar dari qubul/dubur meskipun hanya angin (kentut).
Ø  Bersentuh antara kulit pria dengan perempuan baligh dan bukan mahram.
Ø  Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan.
Ø  Tidur dalam keadaan tidak tetap (bersandar).
Ø  Hilang akal, seperti; mabuk, gila, atau pingsan.

(2)   Hadats Besar
adalah sesuatu yang menjadikan seseorang harus melakukan mandi wajib, seperti junubhaid dan menyentuh mayit atau suatu keadaan yang muncul pada diri seseorang yang menjadikan ia terhalangi untuk melaksanakan amalan yang mana bersuci ialah sebagai salah satu syarat amalan tersebut. Cara membersihkan/mensucikan hadats besar tersebut dengan cara mandi wajib/junub dan juga bertayamum.
Contohnya:
Ø  Berhubungan Intim
Ø  Mimpi basah
Ø  Meninggal dunia
Ø  Haid/menstruasi
Ø  Melahirkan dan nifas
Perbedaan Air Mani, Madzi, dan Wadi
(1)   Mani/Nutfah
Mani/Nutfah ialah cairan berwarna putih yang keluar memancar dari kemaluan, biasanya keluarnya cairan ini diiringi dengan rasa nikmat dan dibarengi dengan syahwat. Mani sanggup keluar dalam keadaan sadar (seperti lantaran berafiliasi suami-istri) ataupun dalam keadaan tidur (biasa dikenal dengan sebutan “mimpi basah”). Keluarnya mani menjadikan seseorang harus mandi besar/mandi junub. Hukum air mani/nutfah adalah suci dan tidak najis (berdasarkan pendapat yang terkuat). Apabila pakaian seseorang terkena air mani, maka disunnahkan untuk mencuci pakaian tersebut kalau air maninya masih dalam keadaan basah. Adapun apabila air mani telah mengering, maka cukup dengan mengeriknya saja. Hal ini berdasarkan perkataan Aisyah, dia berkata Saya pernah mengerik mani yang sudah kering yang melekat pada pakaian Rasulullah dengan kuku saya.” (HR. Muslim)

(2)   Wadi
Wadi ialah air putih kental yang keluar dari kemaluan seseorang sehabis kencing. Keluarnya air wadi sanggup membatalkan wudhu. Wadi termasuk hal yang najis, dan termaksud najis ringan. Cara membersihkan wadi ialah dengan mencuci kemaluan, lalu berwudhu kalau hendak sholat. Apabila wadi terkena badan, maka cara membersihkannya ialah dengan dicuci.

(3)   Madzi
Madzi ialah air yang keluar dari kemaluan, air ini bening dan lengket. Keluarnya air ini disebabkan syahwat yang muncul saat seseorang memikirkan atau membayangkan jima’ (hubungan seksual) atau saat pasangan suami istri bercumbu rayu (biasa diistilahkan dengan foreplay/pemanasan). Air madzi keluar dengan tidak memancar. Keluarnya air ini tidak menjadikan seseorang menjadi lemas (tidak ibarat keluarnya air mani, yang pada umumnya menjadikan tubuh lemas) dan terkadang air ini keluar tanpa disadari (tidak terasa). Air madzi sanggup terjadi pada pria dan wanita, meskipun pada umumnya lebih banyak terjadi pada wanita. Sebagaimana air wadi, aturan air madzi ialah najis. Apabila air madzi terkena pada tubuh, maka wajib mencuci tubuh yang terkena air madzi, adapun apabila air ini terkena pakaian, maka cukup dengan memercikkan air ke belahan pakaian yang terkena air madzi tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah terhadap seseorang yang pakaiannya terkena madzi, “cukup bagimu dengan mengambil segenggam air, lalu engkau percikkan belahan pakaian yang terkena air madzi tersebut.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad hasan). Keluarnya air madzi  membatalkan wudhu. Apabila air madzi keluar dari kemaluan seseorang, maka ia wajib mencuci kemaluannya dan berwudhu apabila hendak sholat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah, Cucilah kemaluannya, lalu berwudhulah.” (HR. Bukhari Muslim)

Hal-Hal Yang Tidak Diperbolehkan Saat Seseorang Sedang Ber-Hadats
Ø  Orang yang berhadats kecil dilarang :
a.   Sholat, maupun itu sholat fardhu atau sunnah
b.   Thawaf
c.    Menyentuh dan membawa mushaf/kitab suci (Al-Qur’an)
Jika ingin melaksanakan ibadah tersebut, maka harus berwudhu terlebih dahulu. Jika ada sesuatu yang menghalangi wudhu, maka sanggup dengan tayamum untuk menghilangkan hadats kecil tersebut.

Ø  Orang yang berhadast besar dihentikan :
·      Berhubungan Intim dan Mimpi Basah
v  Sholat, maupun itu sholat fardhu atau sunnah
v  Thawaf
v  Menyentuh dan membawa mushaf/kitab suci (Al-Qur’an)
v  Duduk/berdiam di masjid
·      Haid/Menstruasi dan Nifas
v  Sholat, maupun itu sholat fardhu atau sunnah
v  Sujud tilawah dan sujud syukur
v  Thawaf
v  Berpuasa
v  Menyentuh dan membawa mushaf/kitab suci (Al-Qur’an)
v  Masuk masjid
v  Tidak boleh berafiliasi intim
v  Bercerai (Thalaq)
Jika ingin melaksanakan ibadah tersebut, maka harus mandi wajib terlebih dahulu untuk yang sedang/melakukan berafiliasi intim dan mimpi basa. Dan apabila sedang terkena/mendapatkan haid/menstruasi dan nifas, itu hingga dengan darah haid/menstruasi dan nifas itu sudah berhenti dan melaksanakan mandi wajib, dan sanggup kembali melaksanakan ibadah-ibadah tersebut. Jika ada sesuatu yang menghalangi mandi wajib, maka sanggup dengan tayamum untuk menghilangkan hadats besar tersebut.
Ø  Orang yang berhadast besar dihentikan :
·      Berhubungan Intim dan Mimpi Basah
v  Sholat, maupun itu sholat fardhu atau sunnah
v  Thawaf
v  Menyentuh dan membawa mushaf/kitab suci (Al-Qur’an)
v  Duduk/berdiam di masjid
·      Haid/Menstruasi dan Nifas
v  Sholat, maupun itu sholat fardhu atau sunnah
v  Sujud tilawah dan sujud syukur
v  Thawaf
v  Berpuasa
v  Menyentuh dan membawa mushaf/kitab suci (Al-Qur’an)
v  Masuk masjid
v  Tidak boleh berafiliasi intim
v  Bercerai (Thalaq)
Jika ingin melaksanakan ibadah tersebut, maka harus mandi wajib terlebih dahulu untuk yang sedang/melakukan berafiliasi intim dan mimpi basa. Dan apabila sedang terkena/mendapatkan haid/menstruasi dan nifas, itu hingga dengan darah haid/menstruasi dan nifas itu sudah berhenti dan melaksanakan mandi wajib, dan sanggup kembali melaksanakan ibadah-ibadah tersebut. Jika ada sesuatu yang menghalangi mandi wajib, maka sanggup dengan tayamum untuk menghilangkan hadats besar tersebut.
Load comments

Ad Blocker Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

  1. Click on the AdBlock icon in your browser
    Adblock
  2. Choose, Don't run on pages on this domain
    Adblock
  3. A new window will appear. Click on the "Exclude" button
    Adblock
  4. The browser icon should have turned grey
    Adblock
  5. Refresh the page if it didn't refresh automatically. Thanks!
  1. Click on the AdBlock Plus icon in your browser
    Adblock
  2. Click on "Enabled on this site" position
    Adblock
  3. Once clicked, it should change to "Disabled on this site"
    Adblock
  4. The browser icon should have turned grey
    Adblock
  5. Refresh the page if it didn't refresh automatically. Thanks!