Oktober 2018 - Raytecho -->
Latest Update
Fetching data...

Sabtu, 27 Oktober 2018

Proses Pembentukan Tulang

Proses Pembentukan Tulang atau Osifikasi

Gambar 1. Diagram Osifikasi Endokondral


Tulang yang ada di dalam badan kita pada awalnya merupakan jaringan induk Mesoderm yang berdiferensiasi lantaran faktor lingkungan menjadi rangka-rangka yang terspesialisasi. Dalam perkembangannya, ada dua tipe pembentukan tulang, yaitu tipe Endokondral dan tipe Intramembranosa.

A. Osifikasi Endokondral

Osifikasi Endokondral merupakan proses pembentukan tulang ( osteon ) dari pengerasan jaringan rawan ( kartilago ). Beberapa jaringan rawan hialin menyatu dan membentuk tulang keras. Proses ini berlaku untuk banyak tulang di dalam badan kita, terutama untuk jenis tulang pipa. Berikut tahapan Osifikasi Endokondral:

  1. Jaringan induk Mesenkim berdiferensiasi menjadi jaringan rawan hialin. Rawan ditandai dengan kemunculan Kondrosit. Gambar 2a.
  2. Bagian tengah rawan hialin mengeras lantaran kegiatan Osteoblas menimbun kalsium. Tahap ini disebut Kalsifikasi. Gambar 2b.
  3. Pembuluh darah masuk ke kompleks pengerasan rawan hialin melalui perikondrium yang lunak. Kemudian perikondrium berkembang menjadi Periosteum yang lebih keras. Gambar 2c.
  4. Bagian tengah tulang mengalami Osifikasi Primer, yaitu pembentukan tulang kompak dan sumsum tulang. Osteoklas muncul di tengah tulang untuk merombak jaringan tulang guna memberi ruang untuk pembentukan sumsum tulang. Gambar 2d.
  5. Osteoblas berdiferensiasi menjadi Osteosit pada tulang yang sudah keras. Pada dikala ini, jaringan tulang telah terbentuk menyerupai jaringan konsentris (melingkar-lingkar). Gambar 2d - 2e.
  6. Proses ini menyisakan rawan hialin di tempat Metafisis. Rawan Hialin tersebut berperan sebagai Cakra Epifise, yaitu zona pertumbuhan tulang pipa. Gambar 2e.
  7. Setelah Osifikasi Primer, tempat ujung-ujung tulang yang belum terkalsifikasi mengalami kalsifikasi sebagian, sehingga membentuk tulang spons. Tahapan ini disebut juga Osifikasi Sekunder. Gambar 2e - 2f.
Gambar 2. Proses Pembentukan Tulang Tipe Endokondral
Osifikasi Primer dan Sekunder biasaya tidak beriringan, melainkan berbeda dalam segi waktu. Osifikasi Primer tulang pipa terjadi pada awal ahad ke-8 kandungan ( embrionik ). Sementara Osifikasi Sekunder berlangsung sehabis kelahiran (Post Natal).

Oleh alasannya ialah itu, pertanyaan jumlah tulang insan dikala lahir berjumlah sekitar 270-an tulang, namun tersisa hanya 207 tulang saja pada orang dewasa, terpecahkan oleh klarifikasi ini, kan?

Dari klarifikasi di atas, kita juga sanggup mengetahui bahwa ada 3 jenis sel tulang dan fungsinya, yaitu:

  1. Osteoblas, sel tulang yang pertama muncul, berfungsi dalam membentuk jaringan tulang dan mengeraskan matriks tulang
  2. Osteoklas, sel tulang perombak, mempunyai fungsi yang berlawanan dengan osteoblas, yaitu menghancurkan jairngan tulang yang telah terbentuk. Tujuannya untuk membentuk rongga atau meregenerasi jaringan tulang.
  3. Osteosit, sel tulang sebenarnya. Osteosit berperan dalam mengatur metabolisme tulang, menjaga struktur jaringan tulang.

B. Osifikasi Intramembranosa

Osifikasi Intramembranosa ialah proses pembentukan tulang terjadi secara eksklusif dari pengerasan jaringan Mesenkim. Proses ini tidak melalui tahapan jaringan rawan. Osifikasi jenis ini biasanya berlangsung pada pembentukan tulang pipih di tengkorak dan selainnya.

Gambar 3. Gambaran Osifikasi Intramembranosa


Osifikasi Intramembranosa dimulai dikala massa sel di tengah jaringan mesenkim mengalami pengerasan. Kemudian sumsum terbentuk di sentra massa sel diikuti dengan pengerasaan bab tepi sumsum. Proses berlangsung sampai ke ujung-ujung massa sel. Osifikasi Intramembranosa akan menghasilkan tulang dengan sumsum merah ( tempat pembentukan sel darah merah ).


Demikianlah klarifikasi mengenai Proses Pembentukan Tulang. Dengan begitu kita jadi sama-sama tau bahwa tulang yang ada di dalam badan ini tidaklah sederhana dalam proses pembentukannya. Maka sudah sepantasnya kita bersyukur tas tulang yang diberikan oleh Allah 'azza wa jalla.

Semoga harimu menyenangkan.
Read More

Mekanisme Kontraksi Otot

Otot merupakan alat gerak aktif, beliau melaksanakan gerakan secara berdikari dan menggerakkan organ tempat beliau berada. Otot rangka merupakan otot terbesar pada badan kita, menggerakkan rangka sehingga badan kita sanggup bergerak. Fungsi otot didukung oleh ketiga sifatnya, yaitu:

  1. Kontraktibilitas, sifat bisa memendek dari ukuran normalnya
  2. Ekstensibilitas, sifat bisa memanjang dari ukuran normalnya
  3. Elastisitas, sifat bisa ke kondisi awal sesudah memendek atau memanjang
Kemampuan otot mirip ini tidak lepas dari pemberian strukturnya yang memadai. Otot rangka mempunyai struktur berserabut mirip jaringan kabel listrik. Bentuk terbesarnya dikenal dengan otot atau daging. Massanya merupakan kumpulan dari berkas-berkas otot, dan berkas otot itu merupakan susunan dari serat otot tunggal yang tebal. Serat otot tunggal tersebut tersusun atas banyak miofibril. Nah, di dalam miofibril terdapat unit fungsional otot yang disebut sarkomer. Lihat gambar 1.


Gambar 1. Struktur Otot Rangka


Sarkomer merupakan modifikasi organel pada sel-sel otot. Terdiri atas protein khusus yang disebut Miofilamen. Miofilamen tebal merupakan Miosin, dan Miofilamen tipis merupakan Aktin. Proses pergerakan yang dilakukan oleh otot bergantung pada fungsi dari kedua Miofilamen ini. Struktut sarkomer berubah seiring kontraksi dan selainnya. perubahan tersebut sanggup dipahami dengan gambar 2.

Gambar 2. Perubahan Struktur Sarkomer

Jika kita amati, maka beberapa kawasan yang ditandai pada Sarkomer mengalami perubahan ukuran atau posisi. Pada kondisi Ekstensi (memanjang), Garis Z saling menjauh, Pita I dan Zona H bertambah lebar, serta kompleks Akto-miosin berkurang. Hal sebaliknya terjadi ketika kontraksi. Dapatkah kau ambil kesimpulannya?


Lalu bagaimana dengan prosedur kontraksi otot?

Kontraksi Otot terjadi alasannya yaitu ada stimulus baik dari dalam maupun dari luar. Stimulus di hantarkan melalui sel saraf ke sentra kontrol di otak atau sumsum tulang belakang. Jika stimulus tersebut menimbulkan potensial aksi, maka respon muskular (otot) sanggup terjadi, berupa kontraksi otot. Proses kontraksi otot yaitu sebagai berikut:
  1. Penghantaran perintah dari otak. Rangsang dari otak yang dibawa sel motorik meningkatkan permeabilitas membran sel otot, sehingga ion Na masuk ke dalam sel otot.
  2. Masuknya ion Na memicu pengeluaran ion Ca dari Retikulum Sarkoplasma ke kompleks sarkomer. Lihat Gambar 3.
    Gambar 3. Persinyalan Kontraksi Otot
  3. Ion Ca berikatan dengan kompleks troponin pada aktin, sehingga tropomiosin bergeser sehingga sisi pengikatan miosin terbuka. Daya ikatan miosin-aktin meningkat. Lihat Gambar 4. 
    Gambar 4. Pembukaan Sisi Pengikatan Miosin oleh ion Ca
  4. Kepala miosin menghidrolisis ATP menjadi ADP+Pi yang masih terikat dengan kepala miosin, membentuk kompleks ADP+Pi-miosin yang berkonfigurasi energi tinggi.
  5. Kepala miosin berikatan dengan aktin, membentuk kompleks ADP+Pi-aktin-miosin. Lalu Pi dilepaskan dari miosin, menimbulkan cetusan kekuatan, hampir bersamaan dengan itu, ADP juga dilepaskan.
  6. Cetusan kekuatan itu menciptakan miosin menarik aktin ke sentra sarkomer, sampai ke keadaan kembali berenergi rendah. Dalam gerakan ini, serabut otot akan memendek, menunjukan kontraksi. Keadaan ini terus berlangsung selama rangsangan dari otak ada.
  7. Jika rangasangan berhenti, maka kadar ion Ca berkurang, akibatnya, daya ikatan miosin menurun dan sisi pengikatannya berkurang. Hal ini mengawali relaksasi otot.
  8. Suatu molekul ATP lain berikatan dengan miosin, dan aktin melepaskan ikatannya dengan miosin. Relaksasi terjadi.
  9. Jika tidak ada stimulus kedua sampai timbul respon otot, maka otot akan kembali ke keadaan semula. Lalu siklus berulang dengan adanya stimulus (potensial aksi). Lihat gambar 5.
Gambar 5. Siklus Kontraksi Otot


Begitulah proses terjadinya kontraksi otot. Sebuah proses yang terasa sangat cepat namun ternyata begitu kompleks dan rumit. Kamu bisa bayangkan jikalau kau bicara setiap saat, berapa energi telah terpakai dan seberapa lelah saraf dan ototmu sebenarnya. Akhirnya, energi dan saraf untuk mencar ilmu jadi lemah. Oleh alasannya yaitu itu kurangilah berbicara, dan banyaklah belajar. Semoga bermanfaat.
Read More

Senin, 22 Oktober 2018

Metabolisme Bab 2

RESPIRASI AEROB



Postingan sebelumnya kita sudah membahas cukup detil mengenai metabolisme dan enzim. Nah, postingan kali ini akan membahas mengenai Respirasi Aerob (untuk yang Anaerob nanti dulu ya, sabar). Apa? Belum baca postingan sebelumnya? Nih, Baca Di Sini!

Mungkin kau sudah pernah mendengar kata Respirasi, kan? Ya, tentu pada dikala mempelajari materi Sistem Pernapasan, sering kali istilah Respirasi disamakan dengan Pernapasan. Ingatan yang bagus! (ingatan saya).


[gambar 1. Ilustrasi Respirasi Seluler]

Respirasi bahwasanya merujuk pada istilah yang lebih dalam dari sekadar pernapasan (Ventilasi). Lalu apa itu Respirasi?

"Respirasi yaitu proses pemecahan molekul organik yang dilakukan oleh sel untuk menghasilkan energi"

Proses ini biasanya melibatkan oksigen, maka disebut Respirasi Aerob. Dengan oksigen, pemecahan molekul organik tersebut sanggup berjalan optimal dan menghasilkan energi yang besar. Itulah mengapa dalam bernapas, kita selalu memerlukan Oksigen. Apabila keberadaan oksigen terbatas, respirasi aerob akan sulit berjalan. Kondisi ini bukan problem bagi beberapa jenis mikroorganisme yang sanggup melaksanakan respirasi tanpa oksigen bebas, atau disebut Respirasi Anaerob.

Lalu ...Siapakah Pelaku Respirasi Aerob?

Respirasi aerob dilakukan oleh semua organisme tingkat tinggi (hewan dan tumbuhan) dan semua organisme eukariotik yang membutuhkan oksigen dalam memecah senyawa organik untuk menghasilkan energi. Katakanlah, contohnya Manusia. Manusia melaksanakan respirasi secara aerobik. Respirasi tersebut berlangsung di dalam sel.

Sel membutuhkan perangkat berupa mitokondria untuk sanggup melaksanakan respirasi secara aerobik. Sebab di dalamnya tersedia alat dan materi untuk menjalankan proses tersebut. Berjalannya respirasi aerob pada sel eukariotik sekurangnya membutuhkan sitoplasma, membran dalam mitokondria, matriks mitokondria, dan krista mitokondria.


[gambar 2. Mitokondria dan Bagiannya]

Perhatikan gambar struktur mitokondria di atas. Cermati letak bagian-bagian yang merupakan pelaku respirasi aerob.
Bahasa Inggeris? Gak ngerti? Bodo ye ...Kamu kalau mau sainsnya berkembang minimal bahasa Inggris jangan Edge amat.

Oke, kini kita udah sama-sama tahu di mana respirasi aerob itu terjadi. Sekarang, Apa Saja Bahan Untuk Proses Respirasi Aerob?

Bahan untuk respirasi aerob sanggup kau lihat dari rumus umum reaksinya. Tahukah kau dengan rumus yang sangat terkenal di bawah ini?


[gambar 3. Rumus Respirasi Glukosa]

Ya, itu yaitu rumus umum respirasi aerob untuk molekul glukosa. Rumus itulah yang menjelaskan kepada kita secara sederhana mengapa dikala bernafas kita menghirup oksigen kemudian menghembuskan karbondioksida dan uap air. Tapi dari rumus sederhana itu juga kita sanggup mengetahui bahwa materi untuk proses Respirasi Aerob yaitu glukosa dan oksigen.

Selain itu, beberapa zat menyerupai enzim, koenzim, energi (ADP, ATP, dan GDP), Asam, dan beberapa lainnya juga diharapkan untuk mendukung proses respirasi aerob. Zat-zat tersebut digunakan untuk membentuk senyawa perantara, penyimpan elektron (NADH2 dan FADH2 selanjutnya disebut NADH dan FADH saja), dan molekul energi (ATP) sebagai produk reapirasi aerob.

Bagaimana Proses Respirasi Aerob Berlangsung?

Respirasi Aeorb berlangsung melalui empat tahapan utama, yang secara singkat sanggup dijelaskan berikut ini:

1. Glikolisis

Glikolisis merupakan pemecahan glukosa menjadi asam organik yang lebih sederhana. Dalam perkara ini, glukosa dipecah menjadi molekul asam piruvat. Proses ini berlangsung di Sitoplasma, oleh karenanya hampir semua sel sanggup melaksanakan proses ini, termasuk prokariota. Glikolisis menjadi langkah awal dari setiap proses respirasi glukosa, baik yang aerobik maupun anaerobik. Berikut ini proses Glikolisis yang dinyatakan dalam skema alir:


[Gambar 4. Proses glikolisis]

Setiap zat yang berada diujung anak panah yaitu produk Glikolisis. Maka sanggup dikatakan bahwa sesudah proses Glikolisis akan dihasilkan produk berupa 2 Asam Piruvat, 4 ATP, dan 2 NADH. Namun, ada kaidah yang perlu kau ketahui, bahwa tidak semua 4 ATP dinyatakan sebagai produk Glikolisis, tetapi hanya 2 ATP saja. Mengapa? Sebab 2 ATP lainnya digunakan untuk "membayar" 2 ATP yang telah digunakan pada tahap-tahap awal Glikolisis (perhatikan tahap awal Glikolisis memakai 2 ATP).

Pada setiap perubahan senyawa pada Glikolisis hingga mencapai produk selesai berupa asam piruvat, proses memerlukan berbagai enzim. Enzimnya sanggup kau lihat di setiap tahapan

Dapatkah kau menyatakan Glikolisis secara sederhana? Kalau saya sih bisa. Nih, secara sederhana Glikolisis itu adalah:
1. pemecahan glukosa
2. terjadi di sitoplasma
3. materi berupa glukosa (C6H12O6)
4. produk berupa 2 asam piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH
5. prosesnya sebagai berikut:


[Gambar 5. Bagan Alir Sederhana Glikolisis]

Selanjutnya, 2 molekul asam piruvat yang dihasilkan akan dibawa masuk ke dalam matriks mitokondria, namun dalam perjalanannya melewati membran dalam mitokondria, asam piruvat tadi diubah menjadi asetil koenzim A melalui proses yang disebut Dekarboksilasi Oksidatif.

2. Dekarboksilasi Oksidatif (DO)

Dekarboksilasi merupakan proses melepaskan sebagian gugus karbon (C) dari suatu senyawa sehingga senyawa tersebut kehilangan sebagian dari atom karbonnya. Pada respirasi aerob, Dekarboksilasi Oksidatif menawarkan proses pelepasan gugus karbon dalam bentuk karbondioksida (CO2) dari molekul asam piruvat hasil glikolisis. Peristiwa ini terjadi selama perjalanan asam piruvat melewati membran dalam mitokondria (menuju matriks).

Selain pelepasan gugus karbon, pada proses ini terjadi juga penambahan gugus Koenzim A ke dalam senyawa asam piruvat tersebut. Sehingga boleh dinyatakan bahwa gugus karbon yang dilepaskan digantikan oleh Koenzim A. Sehingga pada tahap selesai dihasilkan senyawa Asetil Koenzim A (Asetil Ko-A).


[Gambar 6. Proses Dekarboksilasi Oksidatif]

Dari gambar di atas, silakan kau simpulkan sendiri apa saja produk dari proses Dekarboksilasi Oksidatif!

Okelah kalau begitu, secara sederhana proses Dekarboksilasi Oksidatif dikenal sebagai berikut:
1. pelepasan gugus C Asam Piruvat
2. terjadi di Membran Dalam Mitokondria
3. materi berupa 2 molekul Asam Piruvat
4. produk berupa 2 Asetil Ko-A, 2 CO2, dan 2 NADH
5. prosesnya sebagai berikut:


[Gambar 7. Bagan Alir Sederhana DO]

Hal yang penting juga yaitu mengetahui jumlah karbon pada senyawa hasil respirasi. Pada tahap glikolisis, glukosa yang berkarbon 6 dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat, itu berarti setiap asam piruvat mempunyai hanya 3 atom karbon (6 dibagi 2), kan? Nah, sesudah masuk ke proses DO, setiap molekul asam piruvat diubah menjadi asetil koenzim A dengan cara dilepaskan satu atom karbonnya dalam bentuk CO2, maka asetil koenzim A hanya mempunyai 2 atom karbon (3 dikurang 1).

Nyambung? Nggak? Kenapa? Signal Edge? Makanya Pakai Indomie!

Selanjutnya, Asetil Ko-A akan memasuki tahap Siklus Krebs di dalam matriks mitokondria.

3. Siklus Krebs (Daur Asam Sitrat)

Siklus Krebs merupakan reaksi kimia berputar dari Oksaloasetat menjadi Asam Sitrat kemudian kembali menjadi Oksaloasetat. Oleh alasannya yaitu itu Siklus Krebs disebut juga Siklus Asam Sitrat. Dalam perputaran Asam Sitrat tersebut terjadi reaksi pembentukan energi, inilah tahapan pentingnya. Proses ini terjadi di dalam Matriks Mitokondria dengan materi utama asetil koenzim A.

Asetil Ko-A bereaksi dengan Oksaloasetat (senyawa berkarbon 4) membentuk Asam Sitrat (senyawa berkarbon 6). Kemudian disikluskan menjadi Oksaloasetat kembali (lihat Gambar 8). Siklus ini secara normal berjalan sebanyak dua kali (2x) untuk 1 molekul glukosa. Secara normal untuk 1 molekul glukosa yang dipecah, asetil ko-A yang terbentuk dan masuk ke Siklus Krebs sebanyak 2 molekul, oleh alasannya yaitu itu Siklus Krebs berjalan 2x siklus.


[Gambar 8. Siklus Krebs]

Berdasarkan gambar di atas, kau sanggup mengidentifikasi bahwa hasil selesai dari Siklus Krebs. Jika Siklus Krebs berjalan sebanyak 2 siklus penuh, maka hasil jadinya berupa 6 NADH, 2 FADH, 2 ATP, dan 4 CO2. Sekarang, bagaimana jikalau Siklus Krebs berjalan sebanyak 1 siklus atau 3 siklus dan seterusnya? Dapatkah kau mengidentifikasi hasil akhirnya? Kalau saya sih, bisa.

Secara sederhana, Siklus Krebs dijelaskan sebagai berikut:
1. siklus asam sitrat
2. terjadi di Matriks Mitokondria
3. materi berupa 2 asetil ko-A
4. produk berupa 6 NADH, 2 FADH, 2 ATP, dan 4 CO2

Jika kau amati dengan teliti, produk Siklus Krebs ini tidak ada yang berupa senyawa organik berkarbon sebagai mana tahapan-tahapan sebelumnya. Sehingga boleh dikatakan bahwa glukosa pada selesai tahap ini sudah diuraikan secara sempurna. Namun, Respirasi Aerob tidak berhenti di sini, kau tahu kenapa?

Ya, kita membahas respirasi aerob, tapi kita belum bicara perihal Oksigen. Lalu, di mana Oksigen akan terlibat? Hayo dimanaaaaa? Jawabnya ada di ujung langit, kita ke sana dengan seorang anak. Eh kok sambil nyanyi sih bacanya? 90-an! wkwkwk

Oke serius temen-temen, Oksigen akan digunakan untuk mengoksidasi senyawa penyimpan elektron sementara, NADH dan FADH yang dihasilkan semenjak glikolisis hingga Siklus Krebs, membentuk senyawa yang sangat terkenal, H2O. Proses ini dikenal dengan Rantai Transpor Elektron.

4. Rantai Transpor Elektron

Pernah mendengar kata elektron? Apa yang terbesit di pikiranmu dikala mendengar kata elektron? Kalau saya sih mikirnya sesuatu yang amat kecil yang tidak kelihatan. Ghaib bro!
Lucunya, elektron ini meski ghaib, hampir semua orang percaya keberadaannya, tapi tidak sedikit dari mereka yang malah tidak percaya kepada tuhan. Aneh kan? Otaknya gak diajak berpikir sih, atau bahwasanya diajak tapi otaknya gak mau. hahaha

Oke, balik maning.

Rantai Transpor Elektron (selanjutnya disebut RTE) meruapakan proses pemindahan elektron dari pengikat elektron sementara ke peserta elektron terakhir. Dalam perkara ini elektron dipindahkan dari NADH dan FADH ke O2, dimana O2 akan berikatan dengan atom H dari NADH dan FADH membentuk molekul H2O.

Pemindahan elektron tersebut tidak terjadi spontan, melainkan melalui prosedur transpor bertingkat yang cukup panjang melewati suatu rantai enzim kompleks yang disebut sitokrom. Imbasnya, selama transpor tersebut, ada molekul-molekul ATP yang terbentuk dari lompatan eletron di sitokrom. Inilah yang dimaksud dengan RTE.

RTE berlangsung di sepanjang Krista (membran dalam mitokondria yang membentuk lekukan). Krista menyediakan lebih banyak membran untuk lingkungan yang terbatas, sehingga lebih banyak ruang bagi RTE untuk berlangsung. Berikut skema RTE:


[Gambar 9. Rantai Transpor Elektron]

Berdasarkan gambar di atas kita mengetahui bahwa NADH dan FADH melepaskan elektronnya kemudian elektron tersebut berpindah secara sedikit demi sedikit melewati sitokrom sehingga menghasilkan ATP. Setelah melewati sitokrom, O2 berikatan dengan hidrogen dari NADH dan FADH tersebut sehingga terbentuklah molekul H2O.

Tahukah kau kalau transpor elektron dari NADH menghasilkan ATP dengan jumlah lebih besar dari FADH? Tetapi menghasilkan molekul H2O dengan jumlah yang sama. Dimanakah letak perbedaan keduanya sehingga menghasilkan energi yang berbeda tetapi jumlah H2O sama?
Perhatikan kembali gambar di atas dengan seksama.

1 jam kemudian ...

Oke lah, kini jelaskan apa yang kau dapatkan?
Nani?! Belum sanggup apa-apa? Ya sudah lah, Everything's gonna be okay.

Baik, ternyata NADH memulai transpor lebih awal dibandingkan dengan FADH, struktur NADH menyebabkan molekul tersebut sanggup memulai RTE semenjak awal. Akibatnya, transpor elektron dari NADH akan menggerakkan lebih banyak hidrogen melalui pompa hidrogen. Untuk setiap elektron dari NADH yang ditranspor sepanjang sitokrom akan memindahkan 3 molekul Hidrogen, kemudian molekul hidrogen tersebut akan melintask kembali melalui pompa proton dan melepaskan 3 molekul ATP. Sedangkan FADH memulai transpor elektron tidak dari awal dan hanya memungkinkan memindahkan 3 atom hidrogen, sehingga di selesai hanya melepaskan 2 molekul ATP. Inilah yang mendasari mengapa NADH dalam RTE akan menghasilkan 3 ATP sedangkan FADH hanya 2 ATP.

Namun, baik NADH dan FADH mempunyai nilai yang sama untuk membentuk H2O. Bagaimana penjelasannya?

Oke, di awal saya sudah menyebutkan bahwa NADH dan FADH itu bahwasanya NADH2 dan FADH2 (saya menyebutnya NADH dan FADH saja semoga lebih gampang diingat). Molekul H2 pada masing-masing senyawa akan diikat oleh O2 sehingga membentuk H2O. Ada sekitar 10 H2 dari NADH2 dan 2 H2 dari FADH 2, itu berarti ada 24 atom H+ yang akan berikatan dengan O2.

24 H+ + 6 O2 ----> 12 H2O

catatan: dari 12 H2O yang terbentuk, 6 H2O digunakan selama siklus krebs, sehingga hasil higienis RTE hanya 6 H2O. Oleh alasannya yaitu itu, boleh saja kita menyampaikan bahwa dari 10 NADH dan 2 FADH akan melepaskan 12 atom H dan bersama oksigen membentuk 6 H2O (kita ambil setengahnya saja).

Ada sekitar 10 NADH dan 2 FADH yang masuk ke RTE ini, namun jumlah tersebut tidak lah pasti. Setelah RTE selesai, maka akan ditemukan 34 ATP dan 6 H2O.

Bagaimana jikalau yang masuk ada 23 NADH, berapakah ATP yang terbentuk?
Atau
Setelah siklus Krebs, ditemukan hanya ada 28 NADH, berapakah ATP dan H2O yang terbentuk sesudah melewati RTE? Hitung sendiri ya..

Yossha!
Secara sederhana, RTE dijelaskan sebagai berikut:
1. merupakan transpor hidrogen (elektron) dari penyimpan sementara (NADH dan FADH) ke penyimpan terakhir (O2).
2. terjadi di Krista Mitokondria
3. bahan: 10 NADH, 2 FADH, 6O2
4. produk: 10 NADH + O2 --> 30 ATP + 5H2O
2 FADH + O2 ---> 4 ATP + 1 H2O

Demikianlah proses Respirasi Aerob berlangsung di dalam sel. Sangat panjang, bukan? Namun ini barulah klarifikasi sederhana setiap rincian tahapan Respirasi Aerob.

Oke, untuk membantu kau mengingat respirasi aerob ini, secara sederhana dijelaskan dalam skema dan tabel berikut ini:


[Gambar 11. Bagan Alir Sederhana Respirasi Aerob]


[Tabel 1. Produk Tahapan Respirasi Aerob]

Apakah ini bermanfaat? Mudah-mudahan, ya.
Itulah klarifikasi mengenai Respirasi Aerob yang sanggup saya sampaikan. Semoga harimu bahagia, meski bersamanya. Eh, anu, saya sanggup jelaskan ...
Read More

Senin, 01 Oktober 2018

Mengapa Hots?


Keterangan foto: Kegiatan Diklat Penyusunan soal HOTS MGMP Bahasa Indonesia Sekolah Menengan Atas Kabupaten Jember Jawa Timur, 29 September 2018 bertempat di Sekolah Menengan Atas Negeri 2 Jember
MENGAPA HOTS?
HOTS atau higher order thinking skills ialah proses berpikir tingkat tinggi. Dalam taksonomi Bloom yang direvisi Anderson menduduki level C4, C5 dan C6, analisis, evaluasi. dan kreasi. HOTS ialah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Berikut disajikan empat alasan mengapa guru harus menyebarkan pembelajaran berorientasi HOTS, menyusun soal HOTS, dan membiasakan akseptor didik menuntaskan soal-soal HOTS.
1. Hasil Tes PISA Indonesia
2. Tantangan Abad ke-21
3. Pandangan Berbagai Pihak perihal Implementasi K 13
4. Keselarasan Kurikulum

Penjelasan
1. Hasil Tes PISA Indonesia 
Berdasarkan hasil studi internasional Programme for International Student Assessment (PISA) menyampaikan prestasi literasi membaca (reading literacy), literasi matematika (mathematical literacy), dan literasi sains (scientific literacy) yang dicapai akseptor didik Indonesia sangat rendah.
Pada umumnya kemampuan akseptor didik Indonesia sangat rendah dalam: (1) memahami gosip yang kompleks; (2) teori, analisis, dan pemecahan masalah; (3) pemakaian alat, mekanisme dan pemecahan masalah; dan (4) melaksanakan investigasi.


Apa itu PISA? 

PISA (the Program for International Student Assessment) ialah ujian di seluruh dunia yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali untuk mengukur kecerdasan pelajar sekolah berusia 15 tahun di 70-an negara.

Sekitar 540.000 siswa dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia mengikuti ujian yang di selenggarakan oleh The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2015. https://www.kaskus.co.id/thread/5a156d3fdad770ec548b456c/daftar-ranking-matematika-dan-sains-sedunia-indonesia-peringkat-62/ 

Mengapa Singapura begitu sukses di bidang pendidikan?

Dari negeri termiskin di dunia di tahun 1965, dengan perpaduan etnis, agama dan bahasa, Singapura telah mengalahkan negara-negara terkaya di Eropa, Amerika Utara dan Asia untuk menjadi nomor satu dalam dunia pendidikan. 

Prof Sing Kong Lee, wakil presiden Nanyang Technological University, menyampaikan bahwa faktor kuncinya ialah standar pengajaran.

"Singapura banyak berinvestasi dalam kualitas pengajaran - untuk meningkatkan prestise dan status pengajaran dan untuk menghasilkan lulusan terbaik," kata Prof Lee.

2. Pandangan Berbagai Pihak perihal Implementasi Kurikulum 2013


a.       Proses pembelajaran masih mayoritas dikuasai oleh guru, 

b.      pelaksanaan pembelajaran masih satu arah, 
c.       model pembelajaran monoton, 
d.      ruang bagi akseptor didik untuk membangun 4 C masih minim, 
e.       sajian soal-soal HOTS masih terbatas sehingga adaptasi akseptor didik untuk menuntaskan soal-soal HOTS masih minim, 
f.       fasilitasi kepala sekolah bagi guru untuk menjalankan pembelajaran dan penilaian masih terbatas,
g.      pada aneka macam kasus adanya ketidak selarasan pemahaman dan penguasaan kebijakan dan konsep pembelajaran dan penilaian antara pengawas, kepala sekolah dan guru.
3. Kecakapan yang Diperlukan untuk Menghadapi Fenomena Pergeseran pada Abad-21


4. Keselarasan Kurikulum (Curriculum Alignment)
Adanya KECOCOKAN (MATCH) antara:

a.       Apa yang diperlukan dalam kurikulum (kompetensi)

b.      Apa yang dipelajari siswa; dan

c.       Apa yang kita nilai.








1. LANGKAH-LANGKAH  MENYUSUN SOAL HOTS KLIK raytecho.blospot.com/search?q=langkah-langkah-menyusun-soal-hots

2. MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS KLIK raytecho.blospot.com/search?q=langkah-langkah-menyusun-soal-hots


5. MENGAPA HOTS?
Read More