Sistem Ekskresi Pada Manusia: Hati, Paru, Dan Kulit - Raytecho -->
Latest Update
Fetching data...

Rabu, 29 Maret 2017

Sistem Ekskresi Pada Manusia: Hati, Paru, Dan Kulit

Ekskresi yakni proses dasar badan untuk menyelamatkan diri dari keracunan internal tanggapan sisa metabolisme yang tiba setiap saat. Artikel sebelumnya telah membahas sistem ekskresi urinaria atau ginjal sebagai sistem/organ ekskresi utama. Ginjal dalam menjalankan fungsi ekskresi tidak bersendirian, alasannya yakni jikalau demikian ginjal niscaya kualahan menghadapi banyaknya sisa metabolisme yang harus dikeluarkan. Nah, dalam menjalankan fungsi ekskresi, ginjal ditemani oleh organ ekskresi lainnya, yaitu Hati, Paru, dan Kulit.

Gambar 1. Skema Sistem Ekskresi


HATI

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam badan manusia. Bobot hati sanggup mencapai 2,5% bobot badan manusia. Terletak di bawah diafragma, di cuilan rongga perut sebelah atas dan melebar sampai setengah rongga perut. Hati mempunyai bentuk segitiga siku-siku yang tumpul, yang terbagi dalam dua lobus, lobus kanan yang besar dan lobus kiri yang kecil. Hati berwarna merah kehitam-hitaman.

Gambar 2. Struktur Hati, sumber: dari aneka macam sumber (google image)


Hati mempunyai peranan penting dalam menetralkan racun, khususnya Hidrogen Peroksida (H2O2), merombak sel darah merah, dan merombak asam amino. Hati juga berperan dalam pencernaan masakan di usus halus, yaitu dengan menghasilkan garam dan warna empedu untuk pencernaan lemak. Dalam menjalankan fungsi ekskresi, hati berperan dalam mengeluarkan urea sisa perombakan asam amino dan urobilin (bilirubin dan biliverdin) yang merupakan zat warna empedu sisa dari perombakan sel darah merah. Hati tidak mempunyai jalan masuk keluar (ekskresi) sendiri, sehingga sebagian besar ekskret (sisa metabolisme) dari hati dilanjutkan ke jalan masuk pencernaan dan dikeluarkan melalui defekasi, dan sebagian lagi dikeluarkan melalui urin. Karena itulah ekskret hati bercampur dengan feses dan urin menyebabkan feses dan urin berwarna kekuning-kuningan. Urea, secara khusus, memperlihatkan bacin khas pada urin manusia.

Gambar 3. Skema Ekskresi oleh Hati


PARU

Paru-paru sejatinya yakni organ pernapasan. Namun, dalam menjalankan pernapasan, paru-paru juga bertindak sebagai organ ekskresi. Paru-paru terletak di rongga dada, berada di dalam naungan tulang rusuk, tulang dada, dan tulang belakang. Paru-paru berbentuk kantung besar lentur yang sanggup mengembang dan mengempis. Paru-paru terdiri dari dua kantung besar, yaitu paru-paru kanan dengan tiga ruang dan paru-paru kiri dengan dua ruang. Unit fungsional paru-paru yakni alveolus yang menjadi daerah pertukaran udara pernapasan, termasuk juga pintu pembuangan sisa metabolisme pernapasan (respirasi).

Gambar 4. Struktur Paru-Paru, sumber: biology 8th edition (Campbell, et. al.)


Ekskresi yang terjadi di paru-paru yakni proses yang bersamaan dengan pernapasan. Sisa metabolisme pernapasan yang dimaksud yakni hasil samping pembentukan energi, yaitu karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Oksigen yang dipakai untuk pembakaran glukosa akan dikembalikan dalam bentuk air (H2O) dan Karbon dari glukosa tersebut akan dikeluarkan dlaam bentuk karbondioksida (CO2). Lebih ringkasnya digambarkan dalam denah reaksi respirasi berikut ini:

O2 + Glukosa ---> CO2 + H2O + Energi

CO2 dan H2O berbentuk gas, dan harus dibuang alasannya yakni bersifat racun, sanggup menciptakan kembung (begah) dan sanggup menyumbat anutan darah. Pembuangan sisa metabolisme dalam bentuk gas menyerupai ini dilakukan oleh paru-paru.

KULIT

Kulit yakni organ terluar tubuh, yang melapisi badan insan sehingga terlihat anggun dan bagus. Kulit selain sebagai keindahan tubuh, berperan utama sebagai perlindungan dan menjalankan fungsi fisiologis penting sebagai penjaga suhu tubuh. Struktur kulit sanggup dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5. Struktur Kulit, sumber: biology 8th edition (Campbell, et. al.)


Ada sebuah keberatan, bagi penulis, untuk mengkategorikan kulit sebagai organ ekskresi, yang terakhir. Sebab kulit tidak secara aktif mengeluarkan ekskret, atau sanggup dibilang tidak berorientasi untuk ekskresi. Kulit lebih berperan dalam proteksi, resepsi (penanggapan rangsang), dan thermoregulasi (pengaturan suhu). Namun, mengapa kulit disebut organ ekskresi? Untuk menjawabnya, perhatikan denah pengeluaran keringat berikut ini:

Gambar 6. Skema Pengeluaran Keringat


Berdasarkan denah tersbut, ternyata kulit "tidak sengaja" berekskresi selagi menjalankan fungsinya sebagai pengatur suhu. Keringat yang dikeluarkan bukanlah ekskret murni, melainkan sebuah upaya untuk membuang panas badan yang berlebihan tanggapan rangsangan lingkungan. Namun, jikalau yang dimaksud sisa metabolisme yakni juga "panas", maka sempurna jikalau kulit dinobatkan sebagai organ ekskresi. Mungkin, alasannya yakni prosedur yang demikian itu mengapa keringat menjadi sedikit asin dan berbau khas, rupanya mengandung garam dan urea.

GANGGUAN PADA ORGAN EKSKRESI: Hati, Paru, dan Kulit

Hepatitis, Sirosis, dan Kanker Hati
Gangguan ini merupakan gangguan parah yang dialami hati manusia, sehingga menyebabkan proses perombakan sel darah merah dan asam amino tidak lancar, bahkan gagal. Akibatnya darah akan keracunan oleh sel darah yang telah rusak/mati. Hal ini sanggup diketahui dengan gejala-gejala tertentu, menyerupai kuku menghitam, kulit dan mata menguning, feses menghitam, urin gelap, sakit di ulu hati, nafsu makan berkurang, kembung, dan badan lemah.

Asfiksi dan Asidosis
Pengangkutan CO2 hasil metabolisme energi ke luar badan menjadi syarat mutlak supaya badan tidak mengalami reaksi pengasaman (asidosis) tanggapan kelebihan asam bikarbonat (HCO3) yang merupakan molekul utama pengangkut CO2 dalam darah. Asidosis merupakan imbas lanjutan dari gangguan pengangkutan O2 (asfiksi) alasannya yakni dalam darah terlalu banyak CO2, alhasil penderita sanggup mengalami kekurangan oksigen, anemia, bahkan keracunan CO2 (asidosis).

Radang, Luka, Infeksi Jamur, dan Gangguan Kulit Lainnya
Gangguan pada kulit umumnya memang masuk akal terjadi pada seseorang. Seperti luka, peradangan (ruam dan perih) kulit, dan nanah jamur (panu, kutu air). Semua gangguan tersebut kuat dalam produksi keringat oleh kulit. Karena kulit yang terganggu akan sedikit lambat dalam merespon lingkungan, sehingga keringat yang harus dihasilkan tidak sebagaimana mestinya.

==========================

Demikianlah pembahasan ringkas mengenai sistem ekskresi pada manusia, khususnya pada organ hati, paru, dan kulit. Semoga yang sedikit ini bermanfaat dan sanggup menambah wawasan kita mengenai karunia Allah yang ada pada diri kita sendiri. Jika ada kesalahan itu datangnya dari penulis, jikalau ada kebenaran itu semata-mata karean taufiq dari Allah. Lebih bagus bagi pembaca untuk menambah wawasan dari daerah lain. Silakan tinggalkan komentar.
Load comments