Osmoregulasi Pada Insan Dan Hewan - Raytecho -->
Latest Update
Fetching data...

Senin, 03 April 2017

Osmoregulasi Pada Insan Dan Hewan

Osmoregulasi atau pengaturan cairan tubuh, sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisme, terutama binatang yang hidup di air. Hal ini dikarenakan kondisi cairan badan suatu organisme akan menghipnotis kondisi fisiologisnya. Sehingga kalau kondisi cairan tidak normal, maka acara fisiologis lainnya akan terganggu.

Gambar 1. Minum ialah salah satu upaya osmoregulasi


Osmoregulasi merupakan prosedur fisiologis yang berupaya untuk menjaga kondisi cairan badan dalam batas kondusif (homeostasis). Kondisi cairan badan biasanya dikenali dengan osmolaritas, atau tekanan osmotik suatu cairan. Jika osmolaritasnya tinggi, maka berarti badan kekurangan cairan (banyak zat terlarut), dan juga sebaliknya. Pada pembahasan kali ini, penulis akan menyajikan 3 prosedur osmoregulasi, yaitu pada insan (hewan darat lainnya), ikan (air asin dan air tawar), dan burung laut.

Osmoregulasi Pada Manusia

Di dalam badan manusia, osmoregulasi berlangsung pada sebuah prosedur fisiologis yang berkaitan bersahabat dengan sistem ekskresi. Keterkaitan itu digambarkan dalam sketsa di bawah ini, sedangkan untuk sistem ekskresi pada insan sanggup dibaca di sini dan di sini.

Gambar 2. Osmoregulasi oleh ADH, sumber: biology 9th edition (Campbell, et. al.)

Keterangan:
Jika badan kekurangan air, maka ADH akan meningkat, dan volume urin sedikit --> penghematan air
Jika badan cukup air, maka ADH akan menurun, dan volume air normal atau banyak --> air dikeluarkan

Berdasarkan sketsa di atas, osmoregulasi pada insan melibatkan tiga sistem sekaligus, yaitu sistem hormon, peredaran, dan ekskresi. ADH diharapkan dalam upaya penghematan air pada dikala osmolaritas tinggi. Peningkatan jumlah ADH di dalam darah sekitar ginjal akan merangsang tubulus distal ginjal untuk meningkatkan perembesan air, berarti pada dikala itu badan dalam keadaan kekurangan cairan (bisa sebab kelelahan, dehidrasi, dll), sehingga volume urin yang dihasilkan sangat sedikit. Begitupun sebaliknya, ketika ADH dalam darah sekitar ginjal dalam jumlah normal, maka tidak ada yang merangsang ginjal untuk meningkatkan perembesan air di tubulus distal, berarti kondisi cairan dalam badan normal, sehingga volume urin yang dihasilkan normal. Namun, kalau ADH sangat sedikit (tidak ada), maka tubulus distal akan mengurangi perembesan air, bahkan cenderung menambahkan ke dalam urin, sehingga volume urin meningkat drastis. Jika kondisi ini berlangsung terus menerus maka sanggup diindikasikan sebgaia diabetes insipidus.

Osmoregulasi Pada Ikan

Ikan ialah binatang yang menghabiskan 100% hidupnya di dalam air. Namun, binatang jenis ini juga mempunyai permasalahan dalam pengaturan kadar air di dalam tubuhnya, kok bisa? Hal ini dikarenakan air sebagai medium kawasan tinggal ikan mempunyai osmolaritas (konsentrasi) yang berbeda dengan air di dalam tubuhnya, sehingga perpindahan air keluar-masuk badan ikan tersebut tak sanggup terelakkan - lihat kembali bahan prosedur transpor zat. Kondisi ini memaksa badan ikan untuk mengikuti keadaan dengan baik, sebab masuk-keluarnya air yang berlebihan akan membahayakan keberlangsungan hidupnya.

Gambar 3. Ikan Air Laut, sumber: biology 8th edition (Campbell, et. al.)


Laut ialah satu-satunya kawasan dengan kondisi ekstrem di bumi yang dihuni oleh ribuan spesies makhluk hidup. Salinitas di bahari rata-rata mencapai angka 35 ppt, itu artinya air bahari selalu lebih hipertonis dibandingkan cairan dalam badan sebagian besar spesies binatang yang tinggal di dalamnya, contohnya ikan. Ikan air bahari telah teradaptasi dengan kondisi bahari yang berkadar garam ekstrem, di mana sebagian besar binatang darat akan mati kehabisan cairan kalau berlama-lama di dalamnya, termasuk manusia. Hal ini dikarenakan, kondisi air bahari yang hipertonis akan memicu osmosis air dari cairan badan binatang untuk keluar. Ikan air bahari telah mempunyai cara paling efisien untuk menghadapi hal tersebut, yaitu dengan regulasi pemasukan air dan pengeluaran urin yang khas. Mekanisme fisiologis tersebut sanggup dilihat pada gambar berikut,

Gambar 4. Osmoregulasi Pada Ikan Air Laut dan Ikan Air Tawar, sumber: biology 8th edition (Campbell, et. al.)


Ikan air bahari akan secara aktif meminum air bahari sebanyak-banyaknya untuk menggantikan cairan tubuhnya yang hilang ke luar. Namun dampaknya badan ikan terlalu banyak kemasukan garam, sehingga garam itu harus dikeluarkan. Garam tersebut dikeluarkan melalui insangnya dan melalui urin yang sedikit dan sangat pekat. Hal ini sangat kontradiktif dengan ikan air tawar. Ikan air tawar hidup di medium yang selalu hipotonis dibandingkan dengan cairan di dalam tubuhnya, imbasnya air dari lingkungan selalu berosmosis masuk ke badan ikan secara cuma-cuma. Kondisi ini menciptakan ikan menjadi kelebihan cairan dalam tubuh, hal yang tidak terlalu baik. Ikan air tawar harus mengeluarkan kelebihan cairan tersebut untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. Ikan air tawar menjadi sedikit minum, dan bayak mengeluarkan air melaui urinnya yang sangat banyak dan encer. Mekanismenya digambarkan pada Gambar 4 di atas.

Osmoregulasi Pada Burung Laut

Sebagian jenis burung menggantungkan hidup mereka pada laut, mereka disebut burung laut. Burung bahari yang dimaksud bukanlah penguin, melainkan burung daratan yang hidup dalam peruntungan mereka dengan mencari makan di laut, menyerupai pelikan, albatros dan camar. Burung bahari memangsa ikan yang ada di laut, tak mungkin terelakkan, burung bahari juga meminum air bahari dalam jumlah besar sesuai besarnya perburuan ikan. Akibatnya, kadar garam dalam badan burung bahari meningkat signifikan setiap kali makan, hal ini mengubah keseimbangan tekanan osmotik dalam badan burung tersebut. Burung bahari mempunyai prosedur tersendiri untuk mengatasi kondisi ini, mereka mempunyai kelenjar garam pada hidung mereka, yang memungkinkan pengeluaran garam secara efisien. Mekanisme tersebut disajikan pada gambar berikut.

Gambar 5. Kelenjar Garam Pada Burung Laut, sumber: biology 9th edition (Campbell, et. al.)

===========================
Demikianlah pemaparan bahan osmoregulasi pada beberapa jenis hewan, termasuk manusia. Sebagai penguat pemahaman, lebih baik mempelajari juga bahan Sistem Ekskresi Pada Manusia dan Mekanisme Transpor Lintas Membran, dan juga bahan Ekskresi Pada Beberapa Jenis Hewan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Jika ada kebenaran itu ialah karunia Allah, dan kalau terdapat kekurangan itu ialah keterbatasan penulis.
Load comments