Juli 2018 - Raytecho -->
Latest Update
Fetching data...

Selasa, 31 Juli 2018

Struktur Teks Eksposisi


Struktur Teks Eksposisi
Teks eksposisi merupakan teks yang dibangun oleh pendapat atau opini. Sejalan dengan isi teks eksposisi, struktur teks eksposisi mencakup (a) tesis atau penyataan pendapat, (b) argumentasi, dan (c) penegasan ulang.
Tesis atau pernyataan pendapat ialah belahan pembuka dalam teks eksposisi. Bagian tersebut berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi.
Argumentasi merupakan unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan. Argumentasi sanggup berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan para ahli. Argumen yang baik harus bisa mendukung pendapat yang disampaikan penulis atau pembicara. 
Bagian terakhir ialah penegasan ulang, yaitu belahan yang bertujuan menegaskan pendapat awal serta menambah rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat.

Contoh Teks Ekposisi dan Analisis Struktur Teks Eksposisi
Pembangunan dan Bencana Lingkungan
Bumi dikala ini sedang menghadapi aneka macam persoalan lingkungan yang serius. Enam persoalan lingkungan yang utama tersebut ialah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tanaman dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu sanggup dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi lantaran jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi dikala ini belum sanggup menuntaskan permasalahan tersebut.
Para hebat menyimpulkan bahwa persoalan tersebut disebabkan oleh praktik pembangunan yang tidak memerhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan ialah memenuhi kebutuhan insan dikala ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada dikala ini ternyata jauh dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di Negara berkembang, salah satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya tanaman dan fauna langka. Kenyataan ini sangat terang menggambarkan kehancuran alam yang terjadi dikala ini yang diikuti tragedi bagi manusia.
Pada tahun 2005 - 2006 tercatat, telah terjadi 330 tragedi banjir, 69 tragedi tanah longsor, 7 tragedi letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 tragedi tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.
Bencana alam lain yang menjadikan jumlah korban banyak terjadi lantaran praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007, sanggup dipahami sebagai efek pembangunan kota yang mengabaikan pelestarian lingkungan.
Menurut tim hebat Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi tempat resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan susukan drainase kota yang tidak terpola dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya, debit air hujan yang tinggi mengakibatkan tragedi banjir yang tidak terelakkan.
Masalah lingkungan di atas merupakan persoalan serius yang harus segera diatasi. Meskipun mustahil mengatasi keenam persoalan utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
Sumber: www.buletinpilar.com dengan penyesuaian
.

Tesis/ Pernyataan
Pendapat
Bumi dikala ini sedang menghadapi aneka macam persoalan lingkungan yang serius. Enam persoalan lingkungan yang utama ialah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tanaman dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu sanggup dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi lantaran jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi dikala ini belum sanggup menuntaskan permasalahan tersebut.
Argumentasi
Para hebat menyimpulkan bahwa persoalan tersebut disebabkan oleh praktik pembangunan yang tidak memerhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan ialah memenuhi kebutuhan insan dikala ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.
Argumentasi
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada dikala ini ternyata jauh dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka. Kenyataan ini sangat terang menggambarkan kehancuran alam yang terjadi dikala ini yang diikuti tragedi bagi manusia.
Argumentasi
Pada tahun 2005 - 2006 tercatat terjadi 330 tragedi banjir, 69 tragedi tanah longsor, 7 tragedi letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 tragedi tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.
Argumentasi
Bencana alam lain yang menjadikan jumlah korban banyak terjadi lantaran praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007, sanggup dipahami sebagai efek pembangunan kota yang mengabaikan kerusakan lingkungan dan tragedi alam.
Argumentasi
Menurut tim hebat Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi tempat resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan susukan drainase kota yang tidak terpola dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya, debit air hujan yang tinggi mengakibatkan tragedi banjir yang tidak terelakkan.
Penegasan Ulang
dan rekomendsi
Masalah lingkungan di atas merupakan persoalan serius yang harus segera diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam persoalan utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.

Rujukan
Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.

BACA JUGA
CIRI KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI KLIK raytecho.blospot.com/search?q=ciri-kebahasaan-teks-eksposisi
Read More

Senin, 30 Juli 2018

Soal Evaluasi Harian Teks Prosedur





SOAL-SOAL LATIHAN TEKS PROSEDUR

Pilihlah jawaban yang paling benar!
(Teks berikut dipakai untuk menjawab soal nomor 1‑3)
Boleh-boleh saja ikut arus. Akan tetapi, tetap ingat juga tempat kita berpijak biar identitas bangsa tidak hilang. Siapa lagi yang akan mengemban pesan dan peninggalan nenek moyang dan leluhur bangsa kalau bukan kita sendiri. Iya, kan? Kita tahu dan sadar bahwa Indonesia kita tercinta ini punya ragam kebudayaan yang sangat kaya. Setiap provinsi dan suku bangsa mempunyai huruf yang berbeda satu sama lain, juga latar belakang budaya yang berbeda. Masing-masing provinsi mempunyai bentuk penampilan, mempunyai keunikan yang sangat indah, kaya akan warna, bentuk, detail-detail, dan ornamen-ornamen unik dan penuh identitas kedaerahan. Tentunya semua itu tidak akan pernah dan dilarang dilupakan hanya lantaran ingin ikut arus gaya minimalis.
1. Kata kerja imperatif dalam cuplikan teks di atas ialah ….
A. dilarang

B. kita tahu

C. mempunyai

D. mengemban pesan

E. ikut arus
2. Contoh konjungsi yang menyatakan syarat ….
A. dan

B. yang
C. kalau

D. biar

E. akan tetapi
3. Cuplikan di atas mengandung petunjuk ihwal ….
A. gaya hidup
B. contoh budaya
C. bentuk rumah
D. cara mempertahankan budaya bangsa
E. penampilan dalam berkeluarga
(Teks berikut dipakai untuk menjawab soal nomor 4‑5)
(1) Sampai di sini penampilan ruang masih standar gaya minimalis menyerupai yang sering kita lihat pada umumnya. (2) Jangan dibiarkan lantaran sanggup menciptakan rumah berkesan tidak atau belum selesai jawaban terlalu bersih, bahkan cenderung gersang. (3) Sementara itu, sebuah rumah tinggal, betapa pun sederhananya tetap harus ada sentuhan manusiawi biar lebih hidup.
4. Kalimat yang menyatakan perintah ditandai dengan nomor ….
A. (1)

B. (2)
C. (3)

D. (1), (2)

E. (2), (3)
5. Konjungsi yang menyatakan penguatan dinyatakan dalam kalimat ….
A. (1)

 B. (2)

C. (3)

D. (1), (2)

E. (2), (3)
(Teks berikut dipakai untuk menjawab soal nomor 6‑7)
Seandainya kita berkesempatan berkunjung ke Kutub Utara dan Kutub Selatan, ada pemandangan langit menakjubkan yang hanya ada di tempat itu. Terlihat cahaya berwarna-warni biru, merah, kuning, melengkung, meliuk, menjuntai, dan berpendar puluhan bahkan ratusan kilometer disertai bunyi desis di kesunyian malam. Aurora kolam tirai cahaya di ketinggian 90 km sampai 800 km yang membungkus dataran es.
6. Bacaan di atas terkategori sebagai jenis teks ….
A. ekspalanasi
B. anekdot
C. eksposisi
D. laporan pengamatan
E. ulasan
7. Aspek yang berbeda dari teks tersebut dengan mekanisme kompleks ialah terdapat pada ….
A. penggunaan konjungsi
B. penggunaan keterangan waktu
C. penggunaan kata kerja imperatif
D. penentuan topik ihwal hal yang diamati
E. kalimat-kalimatnya yang tidak berupa perintah
(Teks berikut dipakai untuk menjawab soal nomor 8‑10)
(1) Yakinkan calon pemberi dana bahwa bekerja sama dalam bentuk pemberian dana dari mereka ialah tindakan yang sangat berharga dan merupakan investasi yang baik. (2) Gambarkan secara terang manfaat yang akan ditimbulkan atas derma mereka. (3) Keuntungan yang lain (jika ada) mestinya juga harus kita paparkan kepada pemberi dana untuk masa depan. (4) Misalnya, sesudah acara berakhir, apakah masih ada rencana tindak lanjut yang mungkin menguntungkan mereka, baik secara psikologis, sosial, politik, maupun ekonomi.
8. Kalimat yang tidak bernada perintah berada pada urutan ….
A. pertama
B. kedua
C. ketiga
D. keempat
E. ketiga dan keeempat
9. Contoh kata kerja imperatif dalam teks di atas ialah ….
A. yakinkan dan gambarkan
B. bekerja sama dan merupakan
C. menguntungkan dan mestinya
D. berakhir dan tindakan
E. misalnya dan maupun
10. Bahwa kalimat ketiga berbentuk pasif ditandai oleh kata-kata ….
A. keuntungan
B. jikalau ada
C. kita paparkan
D. juga harus
E. kepada pemberi dana
(Cuplikan di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 11‑12).
(1) Saat Anda bermaksud mencari peluang kerja, mulailah dengan mencari warta  sebanyak- banyaknya. (2) Sering-seringlah membaca koran atau mendengarkan radio. (3) Kedua jenis media itulah yang kini menjadi corong utama bagi banyak perusahaan dalam merekrut karyawan baru.
11. Contoh kata kerja impertif dalam teks di atas ialah ….
A. itulah
B. merekrut
C. bermaksud
D. mulailah
E. sebanyak-banyaknya
12. Kalimat yang memakai keterangan penunjuk waktu ialah .…
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (1), (2)
E. (2), (3)
(Teks di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 13‑15)
(1) Teori Wiwin jitu. (2) Tak berapa usang menekuni pekerjaan server, ia terpilih menjadi trainer para server baru. (3) Selama bekerja, Wiwin terus menyebarkan diri dan mengasah ide-ide untuk perusahaan. (4) Ia pun alhasil dilirik untuk menjadi ajun personnel manager. (5) Merasa punya bekal lumayan, Wiwin sempat termakan untuk pindah ke perusahaan lain. (6) Namun, pimpinannya mengatakan posisi aduhai, menjadi purchasing manager. (7) Dari situ ia ditawari lagi menjadi cost controller manager dan alhasil public relation manager.
13. Teks di atas dikembangkan dengan contoh ….
A. umum-khusus
B. sebab-akibat
C. keruangan
D. kronologis
E. penting-tidak penting
14. Kata-kata yang memperlihatkan urutan waktu, kecuali ….
A. tak beberapa lama
B. akhirnya
C. selama bekerja
D. akhirnya
E. sempat tergoda
15. Kalimat yang memakai konjungsi antarkalimat .…
A. (2)
B. (3)
C. (5)
D. (6)
E. (7)
(Teks di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 16‑18)
(1) Sebelum memutuskan untuk melamar atau bahkan mendapatkan pekerjaan itu, usahakan untuk mengetahui dengan terang pekerjaan yang harus dilakukan. (2) Sumber yang paling sempurna untuk ditanya ialah manajer yang pribadi menangani pekerjaan yang akan dilamar. (3) Bisa juga menghubungi kenalan yang pernah menangani pekerjaan semacam itu. (4) Cara ini penting dilakukan untuk menghindari ‘mimpi’ akan perusahaan yang mengatakan honor dan laba muluk yang kenyataannya boleh jadi di luar dugaan Anda.
16. Kalimat yang menyatakan perintah ditandai dengan nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (1), (4)
17. Kalimat yang memakai keterangan waktu terdapat pada nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (1), (2)
18. Contoh kata tidak baku dalam teks ialah ….
A. bahkan
B. usahakan
C. mimpi
D. dugaan
E. muluk
(Teks ini dipakai untuk menjawab soal nomor 19‑20)
(1) Yang terjadi pada masa globalisasi kini ini bekerjsama ialah westernisasi. (2) Pengaruh negara-negara Barat atau negara-negara maju terus menjejali budaya bangsa-bangsa terbelakang, termasuk kita, sehingga budaya kita sendiri menjadi terkikis. (3) Kita kehilangan identitas lantaran rapuhnya pondasi mental di samping dogma diri yang sangat lemah. (4) Kita lebih besar hati dengan atribut-atribut bangsa lain dan merasa aib dengan identitas bangsa sendiri.
19. Cuplikan di atas merupakan cuilan dari jenis teks ....
A. mekanisme kompleks
B. eksposisi
C. eksplanasi
D. dongeng ulang
E. laporan observasi
20. Kalimat yang memakai konjungsi kausalitas ditandai dengan nomor ....
A. (1), (4)
B. (2), (3)
C. (2), (4)
D. (3), (4)
E. (1), 2)

(Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya)
Read More

Struktur Novel Sejarah Atau Kisah Sejarah



Struktur Novel Sejarah atau Cerita Sejarah

Novel sejarah yaitu novel yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan wacana fakta insiden masa kemudian yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai kesejarahan, sanggup bersifat naratif atau deskriptif, dan disajikan dengan daya khayal pengetahuan yang luas dari pengarang.

Sruktur Teks Cerita/Novel Sejarah

1. Pengenalan situasi dongeng (ekspostion, orientasi)

Dalam serpihan ini, pengarang memperkenalkan latar dongeng baik waktu, daerah maupun peristiwa. Selain itu, orientasi juga sanggup disajikan dengan mengenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh.

2. Pengungkapan peristiwa

Dalam serpihan ini disajikan insiden awal yang menjadikan banyak sekali masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.

3. Menuju konflik (rising action)

Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan banyak sekali situasi yang mengakibatkan bertambahnya kesukaran tokoh

4. Puncak konflik (turning point, komplikasi)

Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah serpihan dongeng yang paling besar dan mendebarkan. Pada serpihan ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah beliau kemudian berhasil menuntaskan masalahnya atau gagal.

5. Penyelesaian (Evaluasi, resolusi)

Sebagai selesai cerita, pada serpihan ini berisi klarifikasi ataupun evaluasi wacana perilaku ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya sehabis mengalami insiden puncak itu. Pada serpihan ini pun sering pula dinyatakan wujud selesai dari kondisi ataupun nasib selesai yang dialami tokoh utama.

6. Koda

Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai penutup. Komentar yang dimaksud sanggup disampaikan pribadi oleh pengarang atau dengan mewakilkannya pada seorang tokoh. Hanya saja tidak setiap novel mempunyai koda, bahkan novel-novel modern lebih banyak menyerahkan kesimpulan selesai ceritanya itu kepada para pembacanya. Mereka dibiarkan menebak-nebak sendiri penyelesaian ceritanya.

baca juga ciri kebahasaan teks novel atau dongeng sejarah klik raytecho.blospot.com/search?q=ciri-kebahasaan-teks-novel-sejarah-atau


PEMBAHASAN SOAL UN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMA/MA 


2. Nomor 2: Pendeskripsian Watak Tokoh Klik  raytecho.blospot.com/search?q=ciri-kebahasaan-teks-novel-sejarah-atau 3. Nomor 3: Latar Suasana Cerita Klik raytecho.blospot.com/search?q=ciri-kebahasaan-teks-novel-sejarah-atau
4. Nomor 4: Konflik dalam Cerpen Klik raytecho.blospot.com/search?q=ciri-kebahasaan-teks-novel-sejarah-atau 5. Nomor 5: Keterkaitan isi cerpen dengan kehidupan sehari-hari Klik raytecho.blospot.com/search?q=ciri-kebahasaan-teks-novel-sejarah-atau
10. Nomor 10: Penilaian terhadap Isi Teks Klik raytecho.blospot.com/search?q=ciri-kebahasaan-teks-novel-sejarah-atau


Read More

Mengidentifikasi Tesis, Argumen, Dan Rekomendasi Dalam Teks Eksposisi


TEKS EKSPOSISI

Kompetensi Dasar
3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca 
4.3 Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi secara mulut dan/tulis 
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi 
4.4 Mengonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan
(Lampiran Permendikbud nomor 24 tahun 2016)

1. Mengidentifikasi Tesis, Argumen, dan Rekomendasi dalam Teks Eksposisi 
Eksposisi biasa digunakan seseorang untuk menyajikan gagasan. Gagasan tersebut dikaji oleh penulis atau pembicara menurut sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang disampaikan, penulis atau pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis. Dengan kata lain, ia bertanggung jawab untuk membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi permasalahan tersebut. Bentuk teks ini biasa digunakan dalam acara ceramah, perkuliahan, pidato, editorial, opini, dan sejenisnya.
Arti Istilah
a. Teks Eksposisi merupakan genre teks berisi gagasan yang bertujuan biar orang lain memahami pendapat yang disampaikan. Gagasan tersebut disampaikan oleh penulis atau pembicara menurut sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang disampaikan, penulis atau pembicara menyertakan alasan-alasan logis.
b. Tesis: pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam karangan
c. Argumen: alasan yang sanggup digunakan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan
d. Rekomendasi: saran yang menganjurkan (membenarkan, menguatkan)
Pidato Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda
Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Bapak Kepala Sekolah yang saya hormati, Bapak dan Ibu Guru yang saya taati, serta teman-teman yang saya kasihi. 
Sebelum memberikan pidato saya perihal ancaman narkoba bagi generasi muda, izinkanlah saya mengajak Bapak, Ibu, serta hadirin semua untuk mensyukuri nikmat Tuhan. Hanya berkat nikmat Tuhanlah kita sanggup bertemu dalam acara seminar hari ini. 
Bapak, Ibu, serta Hadirin yang saya hormati, 
Dewasa ini, narkoba telah mejadi ancaman yang sangat mengerikan bagi generasi muda yang berarti juga menjadi ancaman bagi keberlangsungan bangsa Indonesia. 
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia hingga tanggal 13 Mei 2013 mencatat ada 158.812 narapidana dan tahanan di Indonesia, yang 51.899 orang di antaranya terkait kasus narkoba. Dari jumlah itu, 759 orang di antaranya yaitu produsen narkoba, 3.751 orang bandar narkoba, 16.432 orang pengedar narkoba, dan 1.621 orang penadah. Jumlah penyalah guna narkoba sebanyak 7 juta orang, dan sebagian besar di antaranya yaitu para pelajar SMP, SMA, bahkan SD. Bisa jadi, data yang terungkap itu hanya fenomena gunung es, hanya fakta yang terungkap puncaknya saja, sedang fakta yang sebetulnya sanggup jadi jauh lebih besar.
Narkoba benar-benar membahayakan nasib bangsa ini di masa depan. Efek kerusakan jawaban minuman keras dan narkoba ini tidak hanya mengenai diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Tak hanya dalam skala kecil menyerupai keluarga, tetapi juga dalam skala besar, miras, dan narkoba akan menghancurkan sendi-sendi pembangunan nasional. Secara ekonomi, akan sangat banyak dana yang dihambur-hamburkan untuk membeli barang-barang haram itu, kemudian mengobat mereka, membiayai banyak sekali upaya pencegahan bahayanya. Belum lagi, efeknya bagi pertahanan dan keamanan nasional.
Hadirin yang saya hormati,
Sebagai generasi muda, calon penerus usaha bangsa, sudah seharusnya kita menyiapkan diri menjadi generasi yang berkualitas. Upaya menghindarkan diri dari ancaman penyalahgunaan narkoba setidaknya sanggup dilakukan melalui tiga cara. Pertama, dari diri sendiri. Artinya, masing-masing kita membentengi diri dari kemungkinan menjadi pengonsumsi narkoba. Hal itu sanggup kita lakukan dengan pandai-pandai menentukan sahabat bergaul. Kedua, dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah seraya memohon biar kita terhindar dari ancaman penyalahgunaan miras dan narkoba. Dengan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhkan diri dari larangan Allah, kita akan terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela. Ketiga, hendaklah kita selalu ingat bahwa apa pun yang kita lakukan hari ini intinya yaitu tabungan masa depan kita. Bila kita menabung kebaikan dan kemuliaan hari ini, maka kebaikan dan kemuliaan itulah yang akan kita petik di masa depan, termasuk di alam abadi nanti. Sebaliknya, keburukan yang kita lakukan hari ini, termasuk menghancurkan diri sendiri dengan mengonsumsi narkoba, intinya yaitu menghancurkan masa depan kita sendiri. 
Hadirin yang saya hormati, 
Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah telanjur menjadi pengguna narkoba? Jangan berputus asa. Segeralah bertaubat, berhenti mengonsumsinya, ikuti rehabilitasi, putuskan segala hal yang memungkinkan kita akan terhubung kembali dengan para bandar dan pengguna narkoba. Akhirnya, demikian yang sanggup saya sampaikan. Semoga bermanfaat dan menginspirasi. 
Terima kasih, 
Wassalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. 
Contoh Analisis Tesis, Argumen, dan Rekomendasi Pidato Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda

Pendapat yang Disampaikan
Narkoba berbahaya bagi generasi muda
Argumen yang Disampaikan
1. Jumlah penyalah guna narkoba sebanyak 7 juta orang, dan sebagian besar di antaranya yaitu para pelajar
SMP, SMA, bahkan SD.
2. Efek kerusakan jawaban minuman keras dan narkoba ini tidak hanya mengenai diri sendiri, tetapi juga orang-orang di
sekitarnya.
3. Tak hanya dalam skala kecil menyerupai keluarga, tetapi juga dalam skala besar, miras dan narkoba akan menghancurkan sendi-sendi pembangunan nasional.
4. Secara ekonomi, akan sangat banyak dana yang dihambur-hamburkan untuk membeli barang-barang
haram itu, kemudian mengobati mereka, membiayai banyak sekali upaya pencegahan bahayanya.
Rekomendasi
Generasi muda, calon penerus seharusnya kita menyiapkan diri menjadi generasi yang berkualitas dengan tiga cara.

Baca juga: 
1. STRUKTUR TEKS EKSPOSISI KLIK raytecho.blospot.com/search?q=struktur-teks-eksposisi-tekseksposisi
2. CIRI KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI KLIK raytecho.blospot.com/search?q=struktur-teks-eksposisi-tekseksposisi


KUMPULAN SOAL PENILAIAN TEKS MATERI KELAS X

1. Contoh soal penilaian teks laporan hasil observasi Klik raytecho.blospot.com/search?q=struktur-teks-eksposisi-tekseksposisi

2. Contoh soal penilaian teks eksposisi klik raytecho.blospot.com/search?q=struktur-teks-eksposisi-tekseksposisi


Read More

Sabtu, 28 Juli 2018

Mengidentifikasi Info Dalam Teks Eksplanasi


MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPLANASI
Kompetensi Dasar
3.3 Mengidentifikasi warta (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks ekplanasi verbal dan tulis
4.3 Mengkonstruksi warta (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi secara verbal dan tulis
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi
4.4 Memproduksi teks eksplanasi secara verbal atau tulis dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan 
Ringkasan Materi
1. Mengidentifikasi Informasi dalam Teks eksplanasi
Teks eksplanasi sanggup disamakan dengan teks yang menceritakan mekanisme atau proses terjadinya sesuatu. Dengan teks tersebut, pembaca sanggup memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadi sesuatu secara terperinci dan logis. Teks eksplanasi memakai banyak fakta dan pernyataan-pernyataan yang mempunyai hubungan alasannya ialah tanggapan (kausalitas). Namun, sebab-sebab ataupun akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta berdasarkan penulisnya.
Contoh teks eksplanasi
Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi di hampir setiap waktu dan terjadi di banyak sekali tempat. Bahkan, demonstrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah di tengah-tengah masyarakat kita. Menanggapi fenomena tersebut, seorang kepala kawasan menyatakan bahwa penyebab demonstrasi dan anarkisme tidak lain ialah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia mencontohkan rakyat Malaysia dan Brunei yang adem ayem, karena kesejahteraan mereka terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara itu jarang terjadi.
Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotes dan meminta sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan tidak merasa mempunyai motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka lakukan murni untuk memperjuangkan kebenaran dan melawan kemunkaran yang terjadi di hadapannya.
Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak mahasiswa ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali logika sang bupati dikaitkan dengan kebiasaan bayi atau anak  kecil yang memang begitu adanya. Kalau seorang bayi merasa lapar, ia akan ngamuk: menangis dan meronta-ronta. Namun, apabila logika sang bupati dibawa pada konteks yang lebih luas, jelaslah tidak relevan, contohnya membandingkan dengan kondisi rakyat di Malaysia ataupun Brunei yang adem-ayem, tidak menyerupai halnya rakyat Indonesia yang gampangan.
Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak insiden yang sama sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow membaginya ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling fundamental ialah makan dan minum. Sementara itu, yang paling puncak ialah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh kebutuhan tingkatan simpulan itu. Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan ratifikasi dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain semoga hak-hak dan eksistensi mereka diakui. Oleh karena merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk menawarkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.
Banyak fakta sanggup membuktikannya. Demonstrasi massa pada awalawal reformasi di negeri ini pada  tahun 1997-1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini ialah mahasiswa dan golongan intelektual. Belum lagi bila merujuk pada kasus-kasus yang terjadi di luar negeri. Dalam bermacam-macam sekala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal ajaib lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah barang tentu tidak didorong oleh kondisi perut yang lapar karena mereka pada umumnya dalam kondisi yang sangat makmur.
Perbandingan yang cukup kontras dengan melihat insiden terbaru di Kora Utara. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, saat Kim Jong-Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar mayat pimpinannya ke liang lahat. Juga apabila kembali melihat kondisi warga di negeri ini. Kemiskinan sangat dekat di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di banyak sekali
pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melaksanakan demonstrasi: hanya satudua peristiwa. Justru yang jauh  lebih getol melaksanakan hal itu ialah warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur.
Dengan fakta-fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebab utama untuk terjadinya gelombang demonstrasi. Akan tetapi, fenomena tersebut lebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya telah terjadi pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian melaksanakan protes dan memberikan sejumlah tuntutan.
Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apapun yang terjadi di sekitarnya, mereka akan menyerupai kerbau dicocok hidung: manggutmanggut dan berkata “ya”  pada apapun tindakan dari impinannya meskipun menyimpang, dan bahkan menzalimi mereka sendiri.
(Sumber: Kosasih).

Teks di atas terdiri atas paragraf-paragraf yang merupakan paparan wacana tanggapan alasannya ialah maraknya demonstrasi di tengah-tengah masyarakat. Teks itu pun sanggup dikelompokkan sebagai teks eksplanasi. Dari teks semacam itu dibutuhkan para pembaca sanggup memahami proses berlangsungnya suatu insiden yang bersifat kausalitas dengan sejelasjelasnya.
Dalam teks eksplanasi, penulis memakai banyak fakta yang fungsinya sebagai penyebab atau tanggapan terjadinya suatu peristiwa. Bahkan, sanggup dikatakan bahwa teks eksplanasi hampir semuanya berupa fakta.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan kembali paragraf pertama di atas. Paragraf tersebut dibuat oleh empat buah kalimat yang semuanya berupa fakta .

Kalimat
Keterangan
1. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum hampir melanda di seluruh
pelosok negeri. Akan tetapi, saat Kim Jong Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar mayat pimpinannya ke liang lahat.
fakta
2. Juga apabila kembali melihat kondisi warga di negeri ini. Kemiskinan sangat dekat di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di banyak sekali pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melaksanakan demonstrasi: hanya satu-dua peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melaksanakan hal itu ialah
warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur.
fakta

Contoh 2
Kalau memang sudah terkena anemia, jenis-jenis asupan alamiah menyerupai dari makanan, sudah tak mudah lagi. Ini disebakan, masakan berzat besi perlu dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan itu tak memungkinkan. Makanya, asupan zat besi perlu ditambahkan hingga anemianya terkoreksi.. Biasanya, mereka merasa kembali sehat saat sehari-dua sehabis mengkonsumsi asupan zat besi. Namun, itu menghilangkan gejalanya saja. Padahal, penyakitnya masih ada sewaktuwaktu bisa muncul kembali. Oleh karena itu, semoga anemia terkoreksi, dibutuhkan zat besi yang cukup sebagai cadangan di dalam tubuh. Cadangan zat besi itu mempunyai kegunaan untuk mengganti sel darah merah yang hilang. Biasanya, asupan itu terus dikonsumsi selama satu-tiga bulansampai anemianya terkoreksi betul.
Teks tersebut tergolong ke dalam bentuk teks eksplanasi. Di dalamnya tergambar suatu paparan proses. Teks tersebut memaparkan secara kausalitas wacana proses penyembuhan penyakit anemia. Pembacanya pun memperoleh pemahaman yang sangat terperinci wacana cara-cara penyembuhan penyakit itu. Dengan teladan di atas, teks yang menjelaskan suatu proses, urutan aktivitas yang bersifat  kausalitas, sanggup digolongkan ke dalam teks eksplanasi.

Rujukan

Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya 
Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Baca Juga 
1. Struktur Teks Eksplanasi Klik raytecho.blospot.com/search?q=sruktur-teks-eksplanasi
2. Ciri Kebahasaan Teks Eksplanasi klik raytecho.blospot.com/search?q=sruktur-teks-eksplanasi

3. Menulis Teks Eksplanasi Klik raytecho.blospot.com/search?q=sruktur-teks-eksplanasi
Read More

Kamis, 19 Juli 2018

Sembilan Prinsip The New Learning Revolution: Kerangka Gres Pembelajaran Kaitannya Dengan Nature Dan Nurture




SEMBILAN PRINSIP THE NEW LEARNING REVOLUTION: KERANGKA BARU PEMBELAJARAN KAITANNYA DENGAN NATURE DAN NURTURE

1.      pembelajaran harus memperhatikan bakat siswa;

2.      menekankan bagaimana neuroscience bekerja;

3.      guru bertindak sebagai stimulator;

4.      menekankan pada pengetahuan science terintegrasi;

5.      mendorong kreativitas

6.      memberdayakan penguasaan keterampilan;

7.      memperkaya pembelajaran dengan keterampilan hidup (lifeskills);

8.      menekankan pada learning by doing;

9.      menjembatani pembelajaran dengan mendemonstrasikan hasil pengalaman belajar.

                                                                                                (Dryden dan Vos, 2016)



Pembahasan Sembilan Prinsip The New Learning Revolution

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Read More

Sabtu, 14 Juli 2018

Pengantar Pembelajaran Bahasa Indonesia Sma/Smk Tahun Pelajaran 2018/2019


Pengantar Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA/SMK Tahun Pelajaran 2018/2019
Pada pertemuan pertama atau acara sebelum pembahasan materi pembelajaran, guru perlu menyampaiakan hal-hal sebagai berikut.

1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
2. Ruang Lingkup atau Jenis-Jenis Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 
4. Metode Pembelajaran
5. Teknik Penilaian
6. Kriteria Ketuntasan Minimal.

 Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK 
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan penerima didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara mulut maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan insan Indonesia. Dengan pembelajaran
bahasa Indonesia, penerima didik sanggup menguasai pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan perilaku positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Hal tersebut merupakan dasar bagi penerima didik untuk memahami dan merespons situasi lokal, regional, nasional, dan global.

Peserta didik sanggup menyebarkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta sanggup menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri. 
Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga bertujuan biar penerima didik mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara mulut maupun tulis.
2. Menghargai dan gembira memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan sempurna dan kreatif untuk aneka macam tujuan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus kebijaksanaan pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia.
(Sumber: Pedoman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Depdikbud, 2016)

JENIS-JENIS TEKS DI SMA/MA/SMK
KURIKULUM 2013 (REVISI)

No.
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
1
Laporan hasil observasi
Prosedur
Surat lamaran pekerjaan
2.
Eksposisi
Eksplanasi
Teks sejarah
3.
Anekdot
Ceramah
Editorial
4.
Hikayat
Cerpen
Novel
5.
Negosiasi
Proposal
Artikel
6.
Debat
Karya ilmiah
Esai
7.
Biografi
Resensi

8.
Puisi
Drama


(sumber permendikbud nomor 24 tahun 2016 dan Silabus Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK versi 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

KOMPETENSI INTI BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Kelas X
Kelas XI
Kelas XII

KI 1 Menghayati dan mengamalkan anutan agama yang dianutnya

KI 1 Menghayati dan mengamalkan anutan agama yang dianutnya

KI 1 Menghayati dan mengamalkan anutan agama yang dianutnya
KI 2 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural menurut rasa ingin tahunya wacana ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan  pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan talenta dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 2 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif menurut rasa ingin tahunya wacana ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan  pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan talenta dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 2  Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif menurut rasa ingin tahunya wacana ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan  pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan talenta dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural menurut rasa ingintahunya wacana ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan talenta dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 3  Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif menurut rasa ingin tahunya wacana ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan talenta dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 3  Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif menurut rasa ingin tahunya  tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan talenta dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan bisa memakai metoda sesuai kaidah keilmuan
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah aneh terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta bisa memakai metoda sesuai kaidah keilmuan
KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah aneh terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan bisa memakai metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia SMA/SMK

Kelas x
Kelas XI
Kelas XII
3.1      Mengidentifikasi teks laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan mulut dan tulis.
3.1         Mengorganisasikan informasi berupa pernyataan-pernyataan umum dan tahapan-tahapan dalam teks prosedur
3.1         Mengidentifikasi isi dan sistematika surat lamaran pekerjaan yang dibaca.
4.1      Menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi menurut interpretasi baik secara mulut maupun tulis.


4.1         Merancang pernyataan umum dan tahapan-tahapan dalam teks mekanisme dengan organisasi yang sempurna secara mulut dan tulis.
4.1         Menyajikan final sistematika dan unsur-unsur isi surat lamaran pekerjaan dalam bentuk visual

3.2    Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks laporan hasil observasi

3.2         Menganalisis struktur dan kebahasaan teks prosedur
3.2         Memformulasikan unsur kebahasaan surat lamaran pekerjaan
4.2    Mengonstruksi teks laporan hasil observasidengan memerhatikan isi dan aspek kebahasaan.




4.2         Mengembangkan teks mekanisme dengan memerhatikan hasil analisis terhadap isi, struktur, dan kebahasaan
4.2         Menyusun surat lamaran pekerjaan dengan memerhatikan isi, sistematika dan kebahasaan.
3.3    Menganalisis struktur, isi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi), kebahasaan  teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca
3.3         Mengidentifikasi informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks ekplanasi mulut dan tulis

3.3         Mengidentifikasi informasi, yang meliputi orientasi, rangkaian tragedi yang saling berkaitan, komplikasi dan resolusi, dalam kisah sejarah mulut atau tulis
4.3    Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi secara mulut dan / tulis.
4.3         Mengkonstruksi informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi secara mulut dan tulis
4.3         Mengonstruksi nilai-nilai dari informasi kisah sejarah dalam sebuah teks eksplanasi

3.4    Menganalisis  struktur dan kebahasaan teks eksposisi.
3.4         Menganalisis  struktur dan kebahasaan teks  eksplanasi

3.4         Menganalisis kebahasaan  cerita atau novel sejarah
4.4    Mengonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan.
4.4         Memproduksi teks eksplanasi secara mulut atautulis dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan
4.4         Menulis kisah sejarah langsung dengan memerhatikan kebahasaan


3.5        Mengevaluasi teks anekdot dari aspek makna tersirat.

3.5         Mengidentifikasi unsur-unsur ceramah, kebahasan, isi informasi berupa permasalahan konkret yang disajikan dalam ceramah
3.5         Mengidentifikasi informasi (pendapat, alternatif solusi dan final terhadap suatu isu) dalam teks editorial

4.5        Mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot.
4.5         Menyusun bagian-bagian penting dari permasalahan konkret sebagai materi untuk disajikan dalam ceramah
4.5         Menyeleksi ragam informasi sebagai materi teks editorial

3.6      Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
3.6         Menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan dalam ceramah.
3.6         Menganalisis  struktur dan kebahasaan teks editorial
4.6      Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan kebahasaan.
4.6         Mengkonstruksi ceramah wacana permasalahan konkret dengan memerhatikan aspek kebahasaan dan memakai struktur yang tepat.
4.6         Merancang teks editorial dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan .
3.7      Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam kisah rakyat (hikayat) baik mulut maupun tulis.
3.7         Menemukan butir-butir penting dari satu buku pengayaan (nonfiksi) yang dibaca
3.7         Menilai isi dua buku fiksi (kumpulan kisah pendek atau kumpulan puisi) dan satu buku pengayaan (nonfiksi) yang dibaca
.
4.7    Menceritakan kembali isi kisah rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca.


4.7         Menyusun laporan butir-butir penting dari satu buku pengayaan (nonfiksi)
4.7         Menyusun laporan hasil diskusi buku wacana satu topik
3.8    Membandingkan nilai-nilai dan kebahasaan kisah rakyat dan cerpen.

3.8         Mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam kumpulan kisah pendek yang dibaca
3.8    Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang dibaca


4.8    Mengembangkan kisah rakyat (hikayat) ke dalam bentuk cerpen dengan memerhatikan isi dan nilai-nilai.
4.8         Mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam kisah pendek
4.8    Menyajikan hasil interpretasi terhadap pandangan pengarang
3.9    Menyebutkan butir-butir penting dari dua buku nonfiksi (buku pengayaan) dan satu novel yang dibacakan nilai-nilai dan kebahasaan kisah rakyat dan cerpen.

3.9         Menganalisis  unsur-unsur pembangun kisah pendek dalam buku kumpulan kisah pendek
3.9     Menganalisis  isi dan kebahasaan novel
4.9    Menyusun ikhtisar dari dua buku nonfiksi (buku pengayaan) dan ringkasan dari satu novel yang dibaca.
4.9         Mengkonstruksi sebuah kisah pendek dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun cerpen.














4.9     Merancang novel atau novelet dengan memerhatikan isi dan kebahasaan.
3.10     Mengevaluasi  pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks perundingan mulut maupun tertulis.
3.10      Menemukan  butir-butir penting dari dua buku pengayaan (nonfiksi) yang dibaca

3.10     Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel yang dibaca
4.10     Menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan epilog dalam teks perundingan secara mulut atau tulis.

4.10      Mempertunjukkan kesan langsung terhadap salah satu buku ilmiah yang dibaca dalam bentuk teks eksplanasi singkat
4.10     Menyusun opini dalam bentuk artikel
3.11     Menganalisis  isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran,  persetujuan,  penutup) dan kebahasaan teks  negosiasi.

3.11     Menganalisis pesan dari satu buku fiksi yang dibaca.

3.11      Menganalisis kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah

4.11     Mengkonstruksikan teks perundingan dengan memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran,  persetujuan,  penutup) dan kebahasaan.

4.11     Menyusun ulasan terhadap pesan dari satu buku fiksi yang dibaca.
4.11     Mengonstruksi sebuah artikel dengan memerhatikan fakta dan kebahasaan
3.12     Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argumen beberapa  pihak dan final dari debat untuk menemukan esensi dari debat.
3.12     Menentukan informasi penting yang ada dalam proposal acara atau penelitian yang dibaca
3.12     Membandingkan kritik sastra dan esai dari aspek pengetahuan dan pandangan penulis
4.12     Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa  pihak, dan final dari debat secara mulut untuk menawarkan esensi dari debat.
4.12     Melengkapi informasi dalam proposal secara mulut supaya lebih efektif
4.12     Menyusun kritik dan esai dengan memerhatikan aspek pengetahuan dan pandangan penulis
3.13     Menganalisis  isi debat (permasalahan/ isu, sudut pandang dan argumen beberapa  pihak, dan simpulan).

3.13     Menganalisis isi, sistematika, dan kebahasaan  suatu proposal

3.13     Menganalisis  sistematika dan kebahasaan kritik dan esai
4.13     Mengembangkan permasalahan/isu dari aneka macam sudut pandang yang dilengkapi argumen dalam berdebat.
4.13     Merancang sebuah proposal karya ilmiah dengan memerhatikan informasi, tujuan, dan esensi karya ilmiah yang diperlukan
4.13     Mengonstruksi sebuah kritik atau esai dengan memerhatikan sistematika dan kebahasaan
3.14     Menilai hal yang sanggup diteladani dari teks biografi
3.14     Mengidentifikasi informasi, tujuan dan esensi sebuah karya ilmiah yang dibaca
3.14     Mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah buku pengayaan (nonfiksi) dan satu buku drama (fiksi)
4.14     Mengungkapkan kembali hal-hal yang sanggup diteladani  dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi  yang dibaca secara tertulis.

4.14     Merancang informasi, tujuan, dan esensi yang harus disajikan dalam karya ilmiah
4.14     Menulis refleksi wacana nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah buku pengayaan (nonfiksi) dan satu buku drama (fiksi)
3.15          Menganalisis aspek makna dan kebahasaan dalam teks biografi.


3.15     Menganalisis sistematika dan kebahasaan karya ilmiah


4.15          Menyusun teks biografi tokoh
4.15     Mengonstruksi sebuah karya ilmiah dengan memerhatikan isi, sistematika, dan kebahasaan.
3.16          Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung  dalam antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca.
3.16     Membandingkan isi aneka macam resensi untuk menemukan sistematika sebuah resensi
4.16          Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi atau kumpulan puisi dengan  memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo)
4.16     Menyusun sebuah resensi dengan memerhatikan hasil perbandingan beberapa teks resensi
3.17      Menganalisis  unsur pembangun puisi.


3.17     Menganalisis kebahasaan resensi setidaknya dua karya yang berbeda.

4.17      Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya.
4.17     Mengkonstruksi sebuah resensi dari buku  kumpulan kisah pendek atau novel yang sudah dibaca.
3.18         Menganalisis isi dari minimal satu buku fiksi dan satu buku nonfiksi yang sudah dibaca.
3.18     Mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan konflik  dalam drama yang dibaca atau ditonton
4.18      Mereplikasi isi buku ilmiah yang dibaca dalam bentuk resensi.
4.18     Mempertunjukkan salah satu tokoh dalam drama yang dibaca atau ditonton secara lisan

3.19     Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton
4.19     Mendemonstrasikan sebuah naskah drama dengan memerhatikan isi dan kebahasaan
3.20     Menganalisis pesan dari dua buku fiksi (novel dan buku kumpulan puisi) yang dibaca
3      
4      
4.20     Menyusun ulasan terhadap pesan dari dua buku kumpulan puisi yang dikaitkan dengan situasi kekinian

 Unduh Lampiran Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 Klik https://drive.google.com/open?id=1L5wnIApkE5fcrdz5POFYPA_hwu3uD0zg
Unduh Silabus Bahasa Indonesia SMA/SMK Klik (3 Kolom) https://drive.google.com/open?id=1Dju6fOwu1iuFIGNZ5sFD0WGJGPt7TPeY
Unduh Silabus Bahasa Indonesia melalui link (7 kolom) raytecho.blospot.com/search?q=silabus-bahasa-indonesia-smasmk-kelas-x_11
Unduh Pedoman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/SMK Klik https://drive.google.com/open?id=1Sc8SUm8ymEa5dYxTlxWUh6zp4DeYA61B

Baca juga
1. MATERI PEMBELAJARAN KELAS X TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI KLIK raytecho.blospot.com/search?q=silabus-bahasa-indonesia-smasmk-kelas-x_11
2. MATERI PEMBELAJARAN KELAS XI TEKS PROSEDUR KLIK raytecho.blospot.com/search?q=silabus-bahasa-indonesia-smasmk-kelas-x_11
3. MATERI PEMBELAJARAN KELAS XII SURAT LAMARAN PEKERJAAN KLIK raytecho.blospot.com/search?q=silabus-bahasa-indonesia-smasmk-kelas-x_11
Read More